Mohon tunggu...
Ayu Sintha
Ayu Sintha Mohon Tunggu... PNS -

Life for the present n future time n not living for the past.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Beras Oh Beras, Nasibmu Kini

7 Juni 2015   02:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ramainya pemberitaan media massa maupun televisi tentang beras sintentis membuat saya menjadi merinding mendengarnya.Bahkan beras ini diyakini bisa mengakibatkan kanker usus, apapun nama dan jenisnya kanker itu semua momok menakutkan bagi saya termasuk Kanker istilah lain yaitu "Kantong Kering".
Membedakan beras yang asli maupun sintetis sebenarnya tidak sulit terutama bagi pedagang berasnya.Tapi bagi masyarakat awan tentulah tidak semudah itu, apalagi yang sudah dalam kemasan dan bukan kiloan membelinya. Kotaku juga tak luput dari masalah beras dari mahalnya beras, kualitas beras di pasaran hingga beras oplosan.Salah seorang sahabatku baru saja membeli beras dengan merk "Cap Mangkok",  tapi berasnya sudah di oplos dengan beras kualitas biasa, karena di beli dalam kemasan karung jadi tidak bisa di cek isinya.Butiran-butiran berasnya juga sangat berbeda dari yang biasa mereka beli. Memang beras ini cukup terkenal di kalangan masyarakat kota Palangkaraya.Rasa berasnya pulen cuma kalo lama di simpan dalam Magic Jar lebih dari satu hari berasnya menjadi keras.
Ada istilah dalam keluargaku "Tak masalah lauknya tidak enak asalkan nasinya harus enak." Ini istilah tanteku kalo makan nasi yang keras dan tidak sesuai selera perutnya.
Beras oh beras kenapa kau dari plastik, ini seperti kutipan lagu "Bangau oh Bangau", dari film Upin Ipin yang saya plesetkan syairnya. Mungkin karena biar penjual atau pedagangnya untung banyak. Setiap perbuatan yang merugikan orang lain pasti ada faktor pendukung dibalik semua itu.
Saya sendiri jarang membeli beras yang dalam kemasan, saya biasanya membeli beras di pasar tradisional atau pedagang langganan saya biasanya membeli beras. Prinsip 3 D (Dilihat, Diraba, Diterawangkan) itu harus tetap diperhatikan saat membeli beras jangan selalu membeli beras terpukau karena kemasan dan kualitasnya.Biasanya makin putih, bening dan tak ada cacat makin ragu saya membelinya.Apalagi jika terasa sangat licin di tangan saya, yang ini bisa buat saya jadi malas membelinya. Beras Jawa biasanya jadi favorit saya selain beras lokal yang ada di kotaku.Sejak Beras Jawa banyak di oplos akhirnya saya beralih ke Beras lokal tetangga provinsiku yaitu Beras Banjar, rasanya mungkin tidak sepulen Beras Jawa tapi asal di tambah air sedikit banyak dibandingkan memasak Beras Jawa maka nasinya akan Pulen bahkan tahan sampai 2-3 hari di magic com. Harganya sekarang Rp 17.000/kg.
Selain beras ini ada juga Beras Pangkoh dan Beras Pagatan asli dari Provinsiku. Beras Pangkoh agak Pulen tapi tidak tahan lama dan cepat berbau jika di simpan sampai 2 hari di Magic biasanya diakali dengan menambahkan daun Pandan saat memasaknya.Kalo Beras Pagatan, memang Pulen tapi harganya cukup mahal dan barangnya susah di cari di kotaku karena terbentur jarak yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan Speed Boat ataupun kapal saja mencapai daerah Pagatan di Kabupaten Katingan.
Tetapi di luar beras- beras lokal ini ada juga Beras Siam Unus, Beras Siam Lantik, Beras Karang Dukuh, Beras Siam Mayang dan beras lainnya yang dijual di berbagai toko sembako dan pasar tradisional di kotaku. Bahkan Beras  Mayang sekarang di pasar tradisional  sudah mencapai kisaran harga Rp 20.000/kg.
Saya masih ingat ketika saya tinggal di daerah Pendahara, Kabupaten Katingan, biasanya saya membeli beras dari petani lokal.Harganya memang lebih mahal 4 -5 ribu rupiah dari beras di pasaran, tapi kualitasnya terjamin.Salah satu berasnya yang saya ingat adalah 'Beras Kancil' , bentuknya seperti Beras Siam tapi lebih pipih dan baunya sangat harum saat di masak.Kadang-kadang ada juga tetangga dan siswa saya memberi sedikit beras merah ataupun putih hasil dari panen mereka.Jika panennya gagal jangan harap Anda di kasih biasanya separuh dari itu dijadikan bibit padi untuk panen tahun depannya.
Jadi berhati-hatilah membeli beras di kota Anda, karena  bukan orang Indonesia katanya kalau tidak makan nasi. Semoga pelaku dan penjual beras curang ini bisa ditangkap aparat Kepolisian kita secepatnya dan bukan hanya masalah PSK dan Korupsi saja yang di urus dan diburu tersangkanya. Tapi Masalah Beras  juga  ditemukan solusi terbaiknya sebab ini menyangkut masalah isi perut orang banyak yang tinggal dan menetap di Indonesia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun