Mohon tunggu...
Ayu Setia Ningsih
Ayu Setia Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Batam-Indonesia

Teacher- Mother-Entrepreneur-Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Antara Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional

4 April 2022   15:41 Diperbarui: 21 Mei 2022   15:46 3295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik - Pembelajaran Berdiferensiasi

Sebagai seorang guru, kita dituntut mampu untuk bekerja cepat, gesit, tetapi tetap terarah dan terukur. Kadangkala, lelah yang dirasakan akan menumpuk dan membebani para guru. Ketika tertimbun beban, emosi kita akan menjadi tak karuan, perasaan yang kacau, hingga ledakan amarah yang mungkin saja terjadi. Luapan amarah tersebut kadang kita lampiaskan pada diri sendiri, rekan sejawat, bahkan peserta didik kita.

Begitu pula yang terjadi pada peserta didik kita. Mereka tidak hanya dituntut untuk dapat memahami konsep akademik, tetapi juga membangun sosialisasi dan relasi bersama dengan teman-temannya. Membangun kelompok sosial tentunya membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dan pengelolaan sosial emosional yang baik pula.

Pendidik maupun peserta didik membutuhkan berbagai bekal pengetahuan,sikap, dan keterampilan agar dapat mengelola kehidupan personal maupun sosialnya. Pembelajaran di sekolah harus dapat mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik, baik aspek kognitif, fisik, sosial, dan emosional. Kemampuan untuk mengatasi tantangan di atas adalah intisari dari materi pembelajaran sosial dan emosional pada modul 2.2.

Sebagai solusi dari tantangan sosial dan emosional di atas, hadirlah Pembelajaran Sosial dan Emosional yang ditujukan untuk jenjang pendidikan usia dini hingga menengah ini yang telah dikembangkan sejak tahun 1994 oleh sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak (salah satunya adalah Psikolog Daniel Goleman, pencetus teori Kecerdasan Emosi).

Kerangka Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan peserta didik secara positif dengan program yang terkoordinasi secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Adapun tujuan dari Pembelajaran sosial dan emosional yaitu:

1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Selanjutnya adalah Kesadaran penuh (mindfulness). Menurut Kabat-Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.

Sesuai dengan pengertian di atas, terdapat beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Hal ini berarti, ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun