Mohon tunggu...
Ayu Setia Ningsih
Ayu Setia Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Batam-Indonesia

Teacher- Mother-Entrepreneur-Writer

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kurangi "Nyeplos"-mu, Mulai Hargai Orang Lain

18 September 2021   10:57 Diperbarui: 17 November 2021   19:28 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan berbicara setiap orang tentunya berbeda. Beberapa di antara kita senang berbicara tetapi sebagian lagi memilih untuk diam jika materi yang sedang diperbincangkan tidak cukup ia kuasai. Berbeda dengan orang yang senang berbicara, mereka yang memilih diam juga merasa senang di zona seperti itu.

Perbedaan setiap orang perlu kita hargai tanpa harus menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Namun, pernahkah kita bertemu dengan orang yang aktif berbicara atau dikenal dengan tukang nyeplos? Ya, mereka cukup unik.

 Berteman dengan orang seperti ini tentu tidak akan kehabisan bahan obrolan sepanjang waktu. Meskipun begitu, akan ada keadaan di mana ceplosannya membuat lawan bicaranya sakit hati karena tersinggung.

Kesan yang timbul dari si tukang ceplos ini adalah bawel, hampir perkataannya tidak disaring terlebih dahulu. Terkadang, bahasa yang diucapkan memiliki dampak negatif yang tidak dipilah sebelum berbicara.

Untuk kamu yang dijuluki tukang nyeplos ini, mari perhatikan beberapa batasan adab di dalam berbicara:

1. Perkataan adalah pedang

Perkataan memang tidak berwujud, tetapi bila perkataan tersebut sangat tajam, ia bahkan bisa menyakiti lawan bicaramu. Kebiasaan "nyeplos" membuat kita sering lupa, ada perasaan yang perlu kita hargai ketika berkomunikasi dengan orang lain. 

Perkataan yang terkesan asal sebut tanpa memerhatikan orang lain akan membuat mereka merasa tidak nyaman. Apabila keadaan seperti ini dibiarkan, tentu hubungan relasi akan menjadi renggang tanpa kita sadari.

2. Berbicara pada tempatnya

Ada waktu dan tempat yang tidak tepat untuk dijadikan tempat berkomentar sehingga kita perlu memahami kondisi tersebut ketika ingin melemparkan ceplosan. Adapun momen yang tak pantas adalah pada saat suasana berduka dan lawan bicaramu sedang diliputi perasaan emosional yang tidak stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun