Kemampuan berbicara setiap orang tentunya berbeda. Beberapa di antara kita senang berbicara tetapi sebagian lagi memilih untuk diam jika materi yang sedang diperbincangkan tidak cukup ia kuasai. Berbeda dengan orang yang senang berbicara, mereka yang memilih diam juga merasa senang di zona seperti itu.
Perbedaan setiap orang perlu kita hargai tanpa harus menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Namun, pernahkah kita bertemu dengan orang yang aktif berbicara atau dikenal dengan tukang nyeplos? Ya, mereka cukup unik.
 Berteman dengan orang seperti ini tentu tidak akan kehabisan bahan obrolan sepanjang waktu. Meskipun begitu, akan ada keadaan di mana ceplosannya membuat lawan bicaranya sakit hati karena tersinggung.
Kesan yang timbul dari si tukang ceplos ini adalah bawel, hampir perkataannya tidak disaring terlebih dahulu. Terkadang, bahasa yang diucapkan memiliki dampak negatif yang tidak dipilah sebelum berbicara.
Untuk kamu yang dijuluki tukang nyeplos ini, mari perhatikan beberapa batasan adab di dalam berbicara:
1. Perkataan adalah pedang
Perkataan memang tidak berwujud, tetapi bila perkataan tersebut sangat tajam, ia bahkan bisa menyakiti lawan bicaramu. Kebiasaan "nyeplos" membuat kita sering lupa, ada perasaan yang perlu kita hargai ketika berkomunikasi dengan orang lain.Â
Perkataan yang terkesan asal sebut tanpa memerhatikan orang lain akan membuat mereka merasa tidak nyaman. Apabila keadaan seperti ini dibiarkan, tentu hubungan relasi akan menjadi renggang tanpa kita sadari.
2. Berbicara pada tempatnya
Ada waktu dan tempat yang tidak tepat untuk dijadikan tempat berkomentar sehingga kita perlu memahami kondisi tersebut ketika ingin melemparkan ceplosan. Adapun momen yang tak pantas adalah pada saat suasana berduka dan lawan bicaramu sedang diliputi perasaan emosional yang tidak stabil.