Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyurati SBY dari Masa Depan

22 Oktober 2010   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Lake House (2006) / www.flixster.com

Pernahkan Anda menonton film yang berjudul "The Lake House?" Di situ diceritakan tentang seorang wanita dan pria yang tinggal di tempat yang sama namun dalam waktu yang berbeda, namun bisa saling berkomunikasi!

Bagaimana cara mereka berkomunikasi? Film yang dibintangi oleh Sandra Bullock dan Keanu Reeves tersebut memang agak "mistis-romantis," karena komunikasi mereka melalui surat-menyurat. Tiap kali menulis surat, mereka memasukkannya di kotak surat di depan rumah.

Tiap kali si pria yang tinggal di "masa lalu" menulis surat, maka si wanita akan mendapati surat tersebut di masa kini, di dalam kotak surat, demikian pula sebaliknya. Setelah beberapa saat berkirim surat, mereka mulai mendapati benih-benih cinta yang tumbuh. Dan, seperti film-film drama Hollywood, mereka akhirnya bisa bertatap muka.

Mirip seperti film itu, saya sering mengirim pesan dari masa depan ke masa lalu. Saya juga pernah beberapa kali mendapat pesan dari masa depan. Mungkin Anda menganggap saya mengada-ada, tapi memang itulah yang sesungguhnya terjadi!

Saya kadang berinteraksi dengan berbagai teman di seluruh dunia melalui program chat. Suatu kali saya menyapa teman yang tinggal di Kolombia. Saya tanyakan, jam berapakah di sana, dan ia menyebut "03.30," sementara itu di sini, jam sudah menunjukkan pukul 15.30--12 jam lebih cepat.

Dengan bercanda, saya katakan padanya bahwa saya sedang mengirimkan pesan kepadanya dari "masa depan," karena saya sudah menjalani 12 jam yang belum ia jalani. Ia pun tertawa. "Betul juga," katanya.

Nah, pengalaman yang kurang nyaman adalah ketika pagi-pagi pukul setengah empat, saya terbangun oleh suara SMS teman yang berada di Sulawesi. Di dalam SMS tersebut ia menyapa "selamat pagi!" Mimpi indah saya jadinya terpotong karena SMS dari "masa depan" tersebut.

Seandainya saya bisa menyurati masa lalu (tentunya bukan dalam hitungan jam), banyak yang ingin saya surati. Saya ingin menyurati SBY jelang Pemilu 2009, agar ia tak usah terbuai bualan penjilat-penjilatnya untuk mencalonkan ulang dalam Pilpres.

Saya mungkin juga ingin menyurati Ical agar tak usah membangun pengeboran di Porong atau di daerah-daerah yang rawan bencana, sehingga peristiwa banjir lumpur yang memilukan tersebut tak perlu terjadi.

Ah, kalau ditulis semua yang ingin saya surati, sepertinya daftarnya akan terus bertambah. Saya terpikir untuk menulis kepada Ariel, Luna Maya, dan Cut Tary. Saya terpikir untuk menyurati Gus Dur, Cak Nur, dan Romo Mangun.

Tak ketinggalan, saya juga akan menulis surat kepada keluarga dan kekasih saya, agar beberapa keputusan salah tidak terjadi. Tapi, mana ada yang percaya kalau saya menulis dari masa depan? Hmmm... mungkin, saya hanya bisa menulis di Kompasiana kalau begitu. Bagaimana dengan Anda? Salam kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun