Mohon tunggu...
Ayu Ritmalina
Ayu Ritmalina Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

moviefreak

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Sapi Kelaparan di Situbondo

20 September 2018   16:05 Diperbarui: 24 September 2018   16:01 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Nun jauh di Situbondo, Jawa Timur sana, tersiar kabar mengenai sapi-sapi kelaparan dan hampir mati. Dari kabar yang terdengar samar-samar, persediaan makan sapi itu menipis lantaran kemarau. Rumput yang biasanya jadi pakan utama, sulit didapat.

Berita 1800 sapi terancam mati yang mengisi sudut harian Kompas, Rabu (19/9) kemarin sangatlah menyedihkan. Situbondo adalah salah satu daerah penghasil daging sapi utama di Pulau Jawa. Bahkan daerah itu sudah ditetapkan sebagai wilayah swasembada daging sapi segar.

Kalau rekan-rekan mengetikkan kata kunci 'sapi' dan 'Situbondo' di kolom mesin pencari Google, segera keluar hasil pencarian mengenai Sapi-sapi yang jadi kebanggan Situbondo. Contohnya 'sapi monster' seberat hampir 1,3 ton yang menjuarai kontes sapi tahun ini.

Bila kedua informasi tadi dikontraskan, maka akan terlihat sebuah ironi. Di satu sisi, ada sapi monster seberat satu ton lebih. Di sisi lain, ada juga sapi kurus seberat 50 kg, yang harusnya sudah 200kg.

Seorang pemilik sapi yang diwawancarai Kompas berkeluh, sapi usia 9 tahun yang harusnya berbobot di atas 100 kg, biasanya ia jual dengan harga Rp10 juta lebih. Tapi kali ini, ia terpaksa melepas sapinya seharga Rp1 juta, karena bobotnya cuma 50kg. Jangankan berjalan, untuk berdiri pun si sapi kesulitan.

Para penggembala sapi di sana mengeluhkan tentang cuaca kering yang membuat ternaknya sulit mencari rumput. Tetiba dalam pikiran ini terbersit omongan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang seperti meremehkan dampak kemarau terhadap produksi pangan kita (republika.co.id).

Pemerintah seharusnya tidak lepas tangan terhadap nasib peternak sapi di Situbondo tadi. Jangan berserah pada kondisi, meski beternak sapi sudah jadi tradisi di daerah tersebut. Perlu ada pengarahan dari pemerintah agar kondisi sapi malnutrisi tidak terjadi.

Apalagi setelah ditelusuri, fenomena sapi kurang gizi sudah jadi masalah rutin saat musim kemarau berkepanjangan melanda daerah itu. Masalah berulang harusnya sudah bisa ditanggulangi, karena polanya sudah diketahui.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun