Mohon tunggu...
Wahyu Purnama Sari
Wahyu Purnama Sari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Masih seorang mahasiswi Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

New Normal Menurut Perspektif Mahasiswa

24 Juni 2020   20:55 Diperbarui: 24 Juni 2020   21:04 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tiga bulan setelah kasus pertama positif corona ditemukan di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat Indonesia untuk bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona. Pemerintah Indonesia berupaya untuk secara bertahap membuka kembali toko, UMKM, kantor, sekolah, dan lain sebagainya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan new normal. New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

New normal adalah istilah yang digunakan dalam berbagai keadaan lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang tidak biasa atau belum pernah dilakukan sebelumnya telah menjadi biasa. Beberapa daerah telah membuat aturan terkait penerapan new normal sambil terus melakukan upaya pencegahan COVID-19. Masyarakat diharapkan mengikuti aturan tersebut dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.

Bagi mahasiswa, penerapan new normal bisa jadi pelangi atau sebaliknya badai yang menakutkan. Pelangi, berarti mahasiswa yang selama ini tidak nyaman dengan perkuliahan online dapat kembali merasakan kehidupan kampus seperti biasa walau harus mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan new normal bisa menjadi harapan yang menakutkan sebab keinginan mereka untuk kembali ke kampus tidak didukung dengan kondisi di lapangan. Faktanya, kondisi di lapangan membuat mereka takut akan keselamatan diri sendiri karena data masih menunjukkan jumlah kasus positif yang terus meningkat.

Banyak terjadi penambahan kasus baru di beberapa negara setelah mereka memberlakukan new normal, salah satunya dengan membuka kembali sekolah seperti di Korea Selatan dan Swedia. Merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, maka kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona. Hal ini berlaku untuk jenjang sekolah maupun kuliah. Sebagian besar universitas di Indonesia telah menerapkan kuliah jarak jauh atau kuliah online. Bahkan, sejumlah universitas telah mengambil kebijakan untuk menerapkan kuliah online hingga akhir tahun 2020. Mahasiswa pun diberikan berbagai cara untuk tetap berkuliah dan mendapat ilmu sebagaimana mestinya.

Kuliah online dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, mahasiswa juga tidak perlu datang ke kampus untuk menghadiri kuliah. Dosen dapat melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi yang cukup mudah diakses, seperti aplikasi Zoom, Google Meet, situs pembelajaran universitas, email dan lain sebagainya. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, mahasiswa dan dosen tetap dapat melakukan interaksi satu sama lain. selain kemudahan berinteraksi, dosen tetap dapat memberikan materi pembelajaran beserta tugasnya.

Pada kenyataannya, kuliah online mendapat pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Kebijakan kuliah online yang bertujuan menekan penyebaran virus corona dinilai kurang efektif diterapkan di Indonesia. Kuliah online justru membuat mahasiswa terbebani terutama mahasiswa yang akses internetnya terbatas. Ada beragam pandangan lain tentang kuliah online ini. Kebanyakan dari mahasiswa mengungkapkan keluhannya setelah menjalani kuliah online selama beberapa bulan ini. Ada yang lebih menyukai kuliah offline karena bisa bertemu dengan teman-teman. Ada pula yang merindukan kuliah karena bisa membeli jajanan sekitar kampus. Tak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikan kuliah online. Sebenarnya yang perlu kita perbaiki adalah cara pandang kita menanggapi wabah virus corona ini. Kita harus memahami ini sebagai salah satu dampak dari virus corona yang semakin marak di Indonesia, yang mau tidak mau harus kita lakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun