Mohon tunggu...
Ayu Oktaviana
Ayu Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa-siapa

..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Quarter Life Crisis

24 Juni 2020   13:17 Diperbarui: 24 Juni 2020   13:38 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mungkin sebagian dari kita pernah merasakan menjadi orang yang tak berguna dalam hidup, galau dan bingung menentukan arah tujuan hidup. Terutama bagi kita yang berusia awal 20an.

            Hal ini wajar saja terjadi, karena di usia awal 20an, sebagai usia peralihan dari remaja menuju dewasa, kita baru saja mengalami bagaimana hidup yang sebenarnya, kenyataan yang tak sesuai ekspektasi lagi dan lagi menjadi sumber tekanan.

            Fenomena ini lebih dikenal sebagai Quarter Life Crisis (QLC). QLC merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami mengalami depresi, cemas dan frustasi tak berujung, merasa kehilangan harapan, bingung dan ketakutan dalam menghadapi emosi yang ada pada diri.

            QLC dapat menyebabkan seseorang kehilangan kepercayaan diri, putus asa, merasa gagal, bahkan dalam kondisi ekstrem dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkungan sosialnya.

            Ada beragam penyebab seseorang mengalami QLC misalnya dari lingkungan social, karier, keuangan, hingga tuntutan dalam menentukan arah tujuan hidup.  Menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat fase dalam QLC. Pertama, perasaan terjebak dalam sebuah situasi entah itu pekerjaan, hubungan atau hal lainnya. Kedua, harapan bahwa akan muncul sebuah perubahan dalam hidup. Ketiga, mulai membangun kembali hidup yang baru. Keempat, mengukuhkan komitmen seputar aspirasi, motivasi dan tujuan.

            Dibalik betapa mengerikannya dampak QLC sebenarnya kita dapat melihatnya dari sisi positif ketika seseorang mengalami fase ini dapat menjadi pecutan bagi seseorang untuk maju menjadi lebih baik lagi dalam hidupnya, fase ini juga menjadikan kita lebih bersyukur tentang bagaimana berharganya hidup, menerima kehidupan yang sedangkita jalani bahwa tidak semua hal yang kita inginkan akan selalu kita dapatkan.

            Apabila kamu sedang mengalami fase ini cobalah untuk selalu bersyukur atas hidup kamu hari ini, jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain, temukan hobi yang membuatmu merasa bahagia, jadikanlah dirimu bermanfaat bagi orang-orang disekitarmu, dan yang paling penting dekatkan diri dengan Tuhan. Jadi, Semangat!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun