Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Memahami Lawan Bicara Saat Sedang Berkomunikasi

14 September 2021   14:54 Diperbarui: 15 September 2021   17:30 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengobrol | Sumber: Pexels/ EKATERINA BOLOVTSOVA 

Hidup adalah sebuah perjalanan, bukan perlombaan, yeah~

Jika kita mengetahui sesuatu tentang bidang anak usia dini yang sekiranya bermanfaat, lebih baik menyebarkan ilmunya atau dimiliki sendiri aja nih? 

Kadang suka kepikiran, atau bahkan ada saja yang bilang ini ke kamu, "Kamu kan belum punya anak, ilmunya masih teori saja, belum berpengalaman." Kira-kira masih tertarik membaginya, nggak?

Sebagai seorang pembelajar yang saat ini tengah mengambil disiplin ilmu pendidikan islam anak usia dini di salah satu Universitas Islam di Malang, seringkali saya mendapati curhatan teman-teman atau bahkan alumni terkait perasaan mereka yang terkadang kurang leluasa dalam membagi keilmuan mereka pada orang-orang terdekatnya. 

Sesuatu yang cukup menarik, kemudian saya pun tertarik untuk sedikit mengulas perihal ini dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, hihi. 

Hal yang lebih membuat saya tertarik adalah terkait celetukan, "Pola asuh itu memang kembali lagi pada masing-masing orang tua". 

Itu memang betul. Tapi bagi saya pribadi, saat menjadi orang tua yang berada pada fase yang banyak sekali perkembangan yang ada, menyarankan untuk menjadi individu yang lebih terbuka adalah sebuah solusi yang cukup bijaksana.

Dalam menyebarluaskan kebaikan, tentu cara yang harus kita terapkan berdasarkan cara yang baik-baik pula. 

Kadang kala, apa yang menurut kita baik, belum tentu juga akan diterima baik oleh orang lain. 

Untuk itu, menjadi pribadi yang terbuka akan kritik saran juga dibutuhkan agar meminimalisasi adanya penyakit hati ketika menghadapi sebuah penolakan dari pihak lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun