Balita (3-7 tahun). Tidak menyediakan gawai secara pribadi, membatasi aktivitas di depan layar maksimal 2 jam, memasang mode anak-anak pada gawai.
Anak-anak (7-11 tahun). Membuat peraturan penggunaan gawai hanya untuk bermain dan belajar, mengenalkan nilai norma penting keluarga, mengajari konsep menjaga informasi pribadi, mengedukasi tentang konten negatif yang harus dihindari, mengarahkan anak dalam hal pemanfaatan konten gawai seperti menjadi sarana pembelajaran dan mengasah bakat minat.
Remaja (>11 tahun). Menegaskan bahwa penggunaan media digital untuk kegiatan yang produktif atau bermanfaat, mengenalkan fungsi media sosial sebagai kegiatan yang memicu produktivitas, mendiskusikan kegiatan bermedia digital yang positif.
Ulasan di atas, sejalan dengan pernyataan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) yang dilansir dalam World of Buzz. WHO baru saja mengeluarkan pedoman batasan maksimal penggunaan gawai utamanya untuk anak dibawah 4 tahun. Dalam pedoman tersebut, dianjurkan untuk 2-4 tahun menggunakan gawai tidak lebih dari satu jam dalam sehari.Â
Bagaimanapun, masa kanak-kanak adalah momen yang tepat untuk mengembangkan bahasa dan sikap sosial bagi anak. Tak ketinggalan, dalam masa ini sebaiknya anak juga dapat merasakan eksplorasi yang menyenangkan dengan teman sebaya, lebih-lebih bersama tetangga terdekat bukan bersama gawai.
Duhai ayah dan ibu, masih terasa tidak pentingkah memberi batasan penggunaan gawai terhadap anak? Semoga tulisan ini bermanfaat!