Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Anak Tahu Ketika Orangtuanya Bertengkar, Jangan Panik!

17 November 2019   02:39 Diperbarui: 20 November 2019   21:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari theodysseyonline.com

Jika orang tua memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan baik, pastilah solusi dari kesalah pahaman mudah diatasi.

Memang tak mudah menjadi orang tua, ada saja argumentasi atau pertengkaran yang sering terjadi dan tidak bisa dihindari. Alih-alih berusaha menunda jika ada anak di dekat kita, alhasil mereka menyaksikan dan hal itu pastilah menimbulkan risiko setelahnya. 

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa anak yang kerap menyaksikan pertengkaran antara orang tuanya akan berisiko tinggi mengalami gangguan mental.

Berdasarkan hasil temuan EIF (Early Intervention Foundation) milik University Of Sussex mengatakan bahwa jka ditemui gejala hubungan orang tua yang kerapkali mengalami permusuhan, hal itu akan cenderung menekan kondisi psikologis bagi anak. 

Bahkan menurut David salah satu penulis penelitian tersebut, kondisi yang kian hari menekan anak juga berpotensi menimbulkan sikap anak untuk semakin menarik diri dalam kehidupan. Hal tersebutlah yang ditakutkan justru membahayakan masa depan anak.

Bagaimana tidak, hanya karena anak terbiasa mendengar atau mendapat kedua orang tuanya menjalin hubungan yang bisa dikatakan kurang harmonis malah membebani pikirannya yang seharusnya tidak ia gunakan untuk memikirkan hal tersebut. 

Jika boleh mengelompokkan dampak yang akan dialami anak setelah berada pada posisi demikian antara lain

Interpersonal. Kesulitan dalam memahami dirinya, hingga ia sulit menyelesaikan masalah atau konflik pribadi. Anak juga cenderung mengalami gelisah hingga depresi.

Sosial. Anak jelas akan mengalami kesulitan bersosialisasi, baik itu dengan kedua orang tuanya sampai dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Anak cenderung menarik diri dari jalinan sosial yang ada di sekelilingnya.

Kesehatan fisik. Berawal dari kondisi pikiran yang kurang stabil, jika susah untuk mengondisikan lama-lama akan merembet kepada kesehatan fisiknya.

Pendidikan. Lemahnya dalam memahami pribadinya, anak cenderung lebih agresif dan hal itu berdampak kepada siklus pertemanan dan belajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun