Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dramatic Play, Sarana Meningkatkan Kepekaan pada Anak

14 Maret 2019   23:02 Diperbarui: 14 Maret 2019   23:25 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dramatic Play atau seni bermain peran untuk anak ialah sebuah cara mengekspresikan cerita melalui aksi dan percakapan. Aksi yang berupa gerakan ataupun gestur wajah itulah yang kemudian dapat menggambarkan sebuah komunikasi atau terbentuk percakapan. Permainan lakon ini sangat cocok bagi anak usia dini. Sesuai tahapan mereka yang identik dengan meniru, bertindak untuk seolah menjadi peran tertentu bagi anak merupakan salah satu kegiatan dalam dramatic play.

Tujuan bermain drama adalah agar anak dapat memahami respon dan perasaan orang lain. Tak hanya itu, meskipun dalam bermain peran anak seolah dipaksa untuk memerankan tokoh lain. Dari situlah anak akan mulai mengembangkan komunikasi lisannya. Selain itu, anak juga dapat melatih jiwa sosialnya selama berinteraksi dengan orang lain. Serta anak dapat semakin tekun dalam berlatih memainkan peran. Karenanya memang tidak mudah untuk dapat menempatkan diri dalam peran & situasi tertentu. Jika anak telah berada pada proses tersebut, maka anak perlu diberi dukungan dan hal hal yang dapat menunjang bakat anak.

Belum tentu usia remaja bahkan dewa sudah pandai dalam memahami dan mengatur perasaan diri. Terlebih diekspresikan menggunakan kata kata. saat bermain peran, adanya pembagian peran akan menimbulkan aktivitas kelompok atau hal hal yang mengakibatkan munculnya banyak dialog. Dalam masa tersebut, anak akan mencoba mendramatisir setiap babak yang akan ia perankan.

Banyak sekali jika lebih kita telisisk mengenai dampak ositif yang ditimbulkan oleh dramatic play. Namun yang dinilai lebih menonjol dalam permainan ini adalah pengembangan aspek sosial emosial bagi anak usia dini. Sikap tersebut yang kemudian akan terbentuk melalui proses pembelajaran memainkan peran.

Anak anak yang tergabung dalam seni ini akan cenderung untuk lebih memiliki empati lebih dibanding dengan anak lainnya. Hal ini dikarenakan selama proses kebiasaan dari pengajaran permainan peran anak dibekali sikap untuk lebih peduli dengan temannya mulai dari yang sebaya hingga orang yang lebih dewasa. Memang tak mudah menanamkan kebiasaan baik kepada seseorang. Terlebih diusia dini, anak akan cenderung mengikuti apa saja yang telah ia lihat, dan dengar. Untuk itu, marilah sebagai orang tua atau pendidik yang menginginkan hal terbaik bagi anak anaknya. Kita jadikan lingkungan mereka kondusif sebagai tempat belajar. Dimanapun dan kapanpun itu.

Semoga manfaat!

Salam,

Alfiyah Qurrotu A'yunina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun