Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jika Kekhawatiran Itu Menular, Maka Ayah Ibu Jangan Khawatirkan Aku

26 Februari 2018   07:50 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:34 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak berada dalam dua pilihan yang menggelisahkan (inovasee.com)

Apakah anda termasuk orang tua yang sedang dilanda kegelisahan saat ini? Perihal setelah periode ini apakah anak anda akan melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi secara formal ataukah selesai dengan begituan kemudian berpindah haluan untuk lebih memperkaya ilmu agama, atau lagi malah ingin dengan segera mendapat perkerjaan.

Mungkin anda tidak sendiri di Negara ini. Ada puluhan bahkan ratusan orang tua saat ini tengah dilanda kegalauan. Bukan menyoal tentang kepintaran atau kebodohan anaknya. Toh sekarang dua hal itu bukan penentu pasti keberhasilan seseorang. Kebanyakan dari kita masih abai dengan keberadaan faktor X yang masih banyak pula yang belum mengerti itu bagaimana cara mendapatkannya.

Ayah, Ibu, yang tenang ya. Anak-anak  anda pasti juga akan bersikap demikian jika kalian juga melakukan hal tersebut. Secara alamiah, hal-hal sepele seperti itulah yang terkadang dapat memengaruhi sesuatu yang sebenarnya akan berujung baik menjadi kurang. Karena terlalu cemas dan tidak percaya akan apa yang telah diusahakan sebelumnya. 

Manusiawi sekali. Namun jika dilakukan terus menerus akan menimbulkan sebuah kebiasaan yang dapat diwarisi oleh generasi yang akan datang. Untuk itu, perlahan namun pasti mengusahakan menghindari hal-hal yang demikian dengan beberapa trik yang telah saya rangkum untuk dapat anda praktikan berikut. 

Ilmu itu ada dimana-mana

Sebisa mungkin, ayah dan Ibu harus selalu memperhatikan pergerakan anak dimasa sulit seperti ini. Pastikan kepadanya bahwa dalam belajar atau menuntut ilmu, hal itu tidaklah memiliki batasan. Ilmu berada di segala tempat. 

Namun, kembali lagi melihat tipe bagaimanakah anak Ayah dan Ibu? Jika dia lebih mudah beradaptasi dengan sesuatu yang bergerak secara alamiah, ya silahkan saja memberi kebebasan untuk tidak menaruhnya kepada lembaga formal. Tapi jika dia cenderung sulit dengan hal seperti demikian. Tentu Ayah dan Ibu paham betul bagaimana seharusnya.

Pastikan anak berfikir matang

Sebagian besar orang mengatakan bahwa pada masa peralihan jenjang pendidikan tingkat atas kemudian perguruan tinggi adalah sebagai langkah awal berpijak dalam menitih sebuah kesuksesan. 

Untuk itu, pastikan bahwa anak berada dalam pilihan setepat-tepatnya. Kalau bisa sesuai dengan lubuh hatinya, murni tanpa paksaan dari pihak manapun. Toh yang akan merasakan kehidupan jua dia sendiri. Jika tak nyaman juga akan berujung kasihan akan kondisinya. Untuk itu, sebisa mungkin Ayah ibu dapat memberikan pengarahan terhadap anak dalam membuat keputusan satu hal ini. 

Perbanyak pendekatan pada Sang Pemilik Ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun