Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Becak

17 Januari 2018   04:57 Diperbarui: 17 Januari 2018   04:59 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"...saya panggilkan becak, kereta tak berkuda.
Becak! Becak! Tolong bawa saya"


Masih ingat dengan lagu mengenai transportasi yang cukup legendaris itu?  Pasti masih ingat dong, transportasi umum yang cukup terkenal saat itu. Memang tidak semua daerah masih menggunakannya sebagai transportasi umum tetapi masih ada juga beberapa daerah yang tetap menggunakan transportasi tersebut sebagai pembantu dalam berkehidupan. Sebut saja di Kota Kediri, saya masih sering menjumpai becak di beberapa keramaian seperti di pasar ataupun di stasiun.

Tapi ada pula beberapa daerah yang sempat meniadakan keberadaannya yang kemudian muncul baru baru ini kabar dari mereka terhadap rencana memunculkan lagi becak dalam kehidupan masyarakatnya. Keputusan yang sangat menarik bagi saya. Bagaimanapun keberadaan transportasi legendaris ini sebaiknya memang harus dilestarikan. Bukan terfokus kepada ciri khasnya bertarif mahal ya, melainkan kepada unsur budaya yang jarang dimiliki oleh negara asing. Bisa jadi becak menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum asing yang mengunjungi Indonesia.

Roda tiga, dan ciri khas pengemudi yang biasanya digeluti oleh bapak-bapak yang sudah tak lagi muda pun selalu menawarkan keramahan pada setiap penumpang yang ingin diantarkannya menuju tempat tujuan. Saya sangat antusias, karena becak menyimpan jutaan kenangan indah bagi saya diwaktu kecil. Setiap pulang sekolah saya selalu minta bantuan Bapak pengemudi becak untuk mengantarkan saya pulang kerumah karena tidak ada yang menjemput saat pulang sekolah.

Begitu berjasanya bapak langganan becak itu, hingga saat ini pun saya masih hafal wajah bapak becak ketika bertemu dijalan didaerah tempat saya menimba ilmu kala sekolah dasar. Becak, mendengar namamu menjadi trending topik dalam keramaian media massa membuatku semakin senang bahwa keberadaanmu memang menumbuhkan banyak manfaat. 

Banyak jiwa yang terbantu berkat kerjasama apik darimu dan Bapak pengayuh dirimu. Tak sabar melihatmu semakin menunjukkan kharisma sebagai transportasi umum trasisional yang akan menghiasi jalanan ibukota. Becak, jika rencana itu benar-benar direalisasikan sebagai transportasi untuk pariwisata. Pasti bakalan seru, bisa keliling-keliling kota dengan menaiki becak seperti lagu yang telah disebutkan diatas. Dan lagi dengan biaya yang ramah dengan kantong masyarakat. Pastilah hal itu akan semakin menarik minat masyarakat untuk menaiki becak.

Apalagi jika penarik becaknya adalah mas mas dari duta pariwisata di daerah tersebut. Sepertinya akan menjadi personal branding yang kece agar becak semakin hits dikalangan masyarakat. Wadaw. Sungguh ide yang cukup menarik bukan untuk bapak pejabat daerah. Kira-kira ide lucu ini terpikirkan oleh mereka tidak ya? Hmm

Mungkin tidak kali ya, karena akan menjadi susah juga jika semua berebut menaiki becak hanya karena ingin dibonceng oleh mas-mas duta pariwisata. Hehehe. Semoga dapat mengibur dengan tulisan ini. Selamat hari selasa! Selamat dag dig dug untuk menunggu siakad bagi teman sealmamater. Sudah siapkah dirimu untuk bertemu wali? eh maksudnya dosen wali lho.

Wallaahualam bis showab
Malang, 17 Januari 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun