Mohon tunggu...
Qurotul Ayun
Qurotul Ayun Mohon Tunggu... Editor - Editor dan Penulis Buku

Pekerja Teks Komersial sebagai penulis dan editor buku di sebuah penerbit mayor di Yogyakarta. IG dan Twitter @ayunqee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hidup Sehat dengan Germas ala Anak Kos

16 Juli 2019   12:46 Diperbarui: 16 Juli 2019   12:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jeruk peras (dok.pri)
jeruk peras (dok.pri)

Satu lagi, dan ini sering menjadi salah kaprah di masyarakat, yaitu makan buah sebagai pencuci mulut setelah makan besar. Buah itu cepat sekali dicerna, hanya sekitar 15-30 menit. Sedangkan makanan lain, misalnya nasi, apalagi daging, membutuhkan waktu yang lebih lama, sekitar 2--5 jam. Mengonsumsi buah setelah makan nasi justru membuat makanan tersebut difermentasi oleh fruktosa buah sehingga makanan yang belum selesai dicerna sudah "busuk" duluan. Paling tidak, beri jeda 15-30 menit setelah makan buah jika ingin makan makanan lain.

2. Perbanyak Makan Sayur Segar

Sayur segar yang dimaksud di sini adalah sayur mentah alias raw atau lalapan. Kenapa harus mentah? Menurut Dokter Tan Shot Yen dalam bukunya, Sehat Sejati yang Kodrati, jika kita mengonsumsi makanan mentah langsung dari alam seperti sayur segar dan buah, makanan ini masih kaya akan enzim yang akan memecah dirinya sendiri (self-digesting).

salad sayur (dok.pri)
salad sayur (dok.pri)
Senada dengan Dokter Tan, Dokter Hiromi Shinya, seorang spesialis gastrointestinal (pemeriksaan medis yang berkaitan dengan usus), menjelaskan dalam bukunya, The Miracle of Enzyme, bahwa sayuran mentah sangat baik bagi kesehatan karena kandungan enzimnya yang masih tinggi. Enzim akan rusak oleh proses pemasakan. Bukan berarti kita tidak boleh makan capcay atau sayur tumis, tetapi tubuh kita butuh enzim yang tidak bisa dipenuhi oleh capcay atau sayuran lain yang telah dimasak.

Ada beragam jenis dressing atau cocolan untuk teman makan lalapan. Mulai dressing ala western, middle east, sampai dressing lokal seperti sambal pecel, sambal terasi, atau sambal matah, semua bisa jadi pilihan.

3. Setop/Kurangi Makanan atau Minuman yang Mengandung Pengawet

Selain memperbanyak konsumsi sayur dan buah, makanan berpengawet juga harus dihindari. Jika belum bisa menghindarinya secara total, paling tidak, kurangi konsumsi makanan berpengawet. Makan makanan berpengawet memang tidak serta-merta membuat kita sakit, tapi dalam jangka waktu lama, tubuh tidak akan bohong.

Menjadi anak kos bukan berarti kita terus-menerus mengonsumsi makanan instan dan berpengawet. Sesekali tidak apa-apa, tapi bukan untuk konsumsi dalam jangka waktu lama. Cobalah belanja sayu dan buah di tukang sayur atau pasar tradisioanal, lalu masak sendiri sesuai selera. Kalaupun sedang sibuk atau malas masak, pilihlah makanan ala rumahan di warteg, bukan junk food.

 
4. Penuhi Kebutuhan Air Putih

Tubuh punya hak untuk dipenuhi kebutuhannya akan air putih sebanyak 2,5 liter atau 8 gelas sehari. Ketimbang cairan lainnya, seperti kopi, soda, sirop, atau minuman berenergi, air putih tidak membuat ginjal bekerja keras untuk menyaringnya. Cek air kencingmu, jika berwarna kekuningan, artinya tubuh sedang kekurangan cairan. Jika kebutuhan air tecukupi, air kencing akan berwarna bening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun