Mohon tunggu...
Ayu Mufidah
Ayu Mufidah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Woo G-De (Workshop bagi Guru Garis Depan) Solusi untuk Menguatkan Pembelajaran di Daerah 3T

6 Oktober 2017   15:46 Diperbarui: 6 Oktober 2017   16:18 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Persentase kualifikasi pendidikan guru di Kabupaten Pulau Morotai. www.alcaldiabogota.gov.co

Oleh  : Ayu Muna Mufidah (Mahasiswa Universitas PGRI Semarang)

Email :ayumufidah436@gmail.com (Hp. 085742281188)

 

Pendahuluan

Di era sekarang pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Suatu bangsa akan maju jika mutu pendidikan baik. Sesuai UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP 25 Tahun 2005, maka semua warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali, baik yang kaya maupun yang miskin dan masyarakat perkotaan maupun pedesaan (terpencil). Namun, pada kenyataan di daerah-daerah tertentu pendidikan masih belum merata dan perlu perhatian pemerintah. Hal ini terjadi terutama pada masyarakat di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal, atau bisa disebut dengan daerah 3T.

Daerah 3T merupakan daerah yang terletak di bagian Indonesia yang belum berkembang. Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara dimana terdapat kendala dalam akses menuju ke sekolah karena harus melewati hutan belantara, menyeberangi  danau dan tidak ada kendaraan yang memfasilitasi. Kemudian  letak geografis yang tidak strategis sehingga membuat siswa malas untuk berangkat ke sekolah dan datang terlambat karena posisi sekolah yang jauh dari pemukiman warga.

Selain itu tidak ada buku pegangan siswa atau buku penunjang kegiatan pembelajaran. Lemahnya pembelajaran disebabkan oleh sarana prasarana yang kurang memadahi, seperti kurangnya ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini ditujukkan dengan satu ruang kelas terdiri dari dua kelas, sehingga menyebabkan pembelajaran kurang efekif.

Kurangnya pengetahuan tenaga pengajar mengakibatkan lemahnya SDM (Sumber Daya Manusia) di  daerah 3T. Sampai akhir 2010, dari 695 orang tetap yang ada, sebanyak  233 orang atau 33,53 % hanya berpendidikan SLTA, dan hanya 19,57 % yang berderajat pendidikan Sarjana (S1). Sedangkan porsi guru dengan kualifikasi pendidikan D1, D2 dan D3 masing-masing sebesar 2,59%, 41,44% dan 2,88 %. Kualitas guru yang masih rendah ini tercermin pula pada besarnya angka persentase guru yang belum disertifikasi, sebanyak 672 orang atau 96,69 % dari total guru di daerah 3T akibatnya kemampuan mengajar rendah. Rendahnya kemampuan mengajar tersebut dapat mempengaruhi proses pembelajaran karena kualitas SDM siswa tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. (Sumber : BAPPEDA Pulau Morotai)


Bagaimana Solusi Untuk Mengatasi Masalah di daerah 3T ?

Dari masalah yang terjadi di daerah 3T khususnya di Kabupaten  Pulau Morotai maka dapat diatasi dengan cara penyelenggaraan workshop bagi guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di daerah 3T. Dengan diadakan workshop sebagai pengembangan SDM guru dan tenaga kependidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Tujuannya yaitu memberikan kesempatan kepada guru dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan dan mengekspresikan  diri sesuai  dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap individu sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di sekkolah khususnya di daerat 3T. Di samping itu, juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, akan jaminan kesamaan, sosial, pengakuan dan penghargaan, kesempatan mengembangkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun