ANAK AGUNG AYU MELYA
"Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar"
Pasar Modal adalah sebuah pasar yang memperjualbelikan surat-surat berharga berupa obligasi dan saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal berperan sangat penting terhadap perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga mereka dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.
 Namun, Sejak awal Maret 2020 Virus Corona telah mewabah di Tanah Air . Sehingga banyak yang terdampak oleh virus tersebut termasuk Perekonomian Indonesia. Hal ini membuat pelaku pasar khawatir terhadap potensi dampaknya ke Ekonomi domestik maupun global. Ini seiring maraknya aksi jual di pasar saham dan obligasi imbas wabah corona.
Terbukti dari Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 30% bila dihitung pada awal tahun 2020 hingga perdagangan bulan Maret. Kejatuhan pasar saham domestik tersebut membuat kapitalisasi IHSG berkurang Rp 2.108,36 triliun. Nilai tersebut setara dengan 83% nilai asumsi belanja negara yang  ditetapkan dalam APBN 2020 sebesar Rp 2.540,4 triliun atau 94,41% dari pendapatan negara yang ditetapkan sebesar Rp 2,233,2 triliun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) koreksi IHSG secara year to date mencapai 29,25% ke level 4.456,75.
Turunnya nilai kapitalis yang relatif besar tersebut disertai juga dengan penarikan modal asing. Berdasarkan data BEI, nilai net sell investor asing pada periode yang sama mencapai hingga RP 8,55 triliun. Sedangkan berdasarkan data Direktor Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), investor nonresiden tercatat keluar dari pasar saham sebesar Rp 6,11 triliun. Dan pada Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak RP 98,28 triliun.
Dengan kondisi tersebut, pasar saham melemah sebesar 27,79% mtd atau 37,49% ytd menjadi 3.937,6. dan pasar SBN juga ikut melemah dengan yield tersignifikan yang rata-rata naik sebesar 118,8 bps mtd atau 95 bps ytd.
Virus Corona membuat ketidakpastian terhadap perekonomian Indonesia. Namun, demikian, berharap para investor lebih rasional dalam melihat peluang investasi di pasar saham.