Mohon tunggu...
Ayumas Gayatridevi
Ayumas Gayatridevi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa prodi Akuntansi di Universitas Mahasaraswati

Selanjutnya

Tutup

Money

Kondisi Pasar Modal Saat Ini, Terguncang?

28 Maret 2020   15:48 Diperbarui: 10 April 2020   16:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ayumas Gayatridevi

"Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar"

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan yang bisa diperjualbelikan seperti Obligasi, Saham, Reksa Dana,  dan lainnya. Pasar modal menjadi penghubung antara para investor dengan pengusaha ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan jangka panjang. Pasar modal juga bertujuan untuk membantu masyarakat untuk memulai investasi keuangan jangka panjang seperti obligasi dan saham.

Pasar modal mengalami penurunan pada awal 2020 betepatan saat mulai menyebarnya virus corona atau Covid-19. Hal ini mengakibatkan perekonomian hingga pasar modal di Indonesia menjadi tergunvang dan mengalami penurunan, dan tidak hanya di Indonesia pasar modal di beberapa negara seperti China, Hongkong, Thailand, dan Filipina juga mengalami masalah yang sama.

Pemerintah mencoba untuk menstabilkan keadaan ekonomi dan pasar modal melalui pemotongan jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harapan dapat menstabilkan dan memulihkan pasar modal kembali. Di mulai pada Senin 30 Maret jam perdangan di bursa efek dibagi menjadi dua yaitu yang pertama pada jam 09.00 hingga 11.30 dan sesi kedua pada jam 13.30 hingga jam 15.00 dengan waktu kerja setiap hari Senin sampai dengan Jumat.

Sejak merambatnya virus corona di indonya  tercatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan. Selain pasar modal dampak virus corona juga mengakibatkan melemahnya harga rupiah yang saat ini terjadi merupakan yang terendah sejak krisis terakhir yang pernah terjadi, aliran modal asing yang tertanam di berbagai perusahaan di Indonesia juga keluar sejak awal tahun.

Besarnya dampak virus corna juga mengakibatkan penurunan suplai tenaga kerja, pasokan makanan, kenaikan biaya produksi dan anggaran belanja. Karena naiknya permintaan suplai barang sedangkan menurunnya pendapatan menyebabkan banyak pegawai yang terkena PHK hingga perusahaan yang nyaris bangkrut.

Jika virus corona berakhir pada akhir bulan Mei, dibutuhkan setidaknya lebih dari 2 bulan untuk menstabilan perekonomian negara. Dampak virus corona diperkirakan melebihin Penyakit Sars yang sebelumnya pernah terjadi dan mengakibatkan krisis perekonomian yang terjadi hamper diseluruh dunia.

Tidak hanya di perusahaan besar, krisis perekonomian juga terjadi di pasar-pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia mulai dari melonjaknya harga sayuran dan bahan makanan lain, serta menurunnya suplai para pedagang juga kini diberikan batas waktu untuk berjualan untuk meminimalisir pernyebaran virus corna. Hal ini mengakibatkan banyak orang berbondong-bondong membeli persediaan makanan.

Pemerintah diharapkan bisa mengeluarkan keptusan bijak secepat mungkin untuk mengatasi krisi perekonomian yang terjadi di Indonesia. Melaporkan pihak yang menimbun barang lalu menjualnya dengan harga sangat tinggi merupakan salah satu hal bijak yang dapat dilakukan untuk kebaikan semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun