Mohon tunggu...
Ayu Marlina
Ayu Marlina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Siapa Saefullah?

27 Agustus 2016   22:29 Diperbarui: 27 Agustus 2016   22:59 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Saefullah terdengar tidak setenar nama-nama tokoh yang sering kita dengar di kancah lokal maupun nasional. Saefullah nyatanya merupakan seorang Sekda ibukota republik ini, DKI Jakarta. Sekda adalah jabatan karir tertinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saefullah tidak pernah sama sekali mencita-citakan dirinya menjadi seorang Sekda yang memiliki tugas cukup penting di sebuah pemerintahan. Awalnya, Saefullah sejak kecil bercita-cita menjadi seorang guru. Pria kelahiran Kampung Karang, Kendal, Rorotan, Clincing, Jakarta Utara ini pasca lulus SMP langsung menceburkan diri ke bidang yang menjadi cita-citanya. Saefullah yang kini berusia 52 tahun ini melanjutkan jenjang menengah atasnya di Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

Sejak awal Saefullah memang sangat konsen dengan dunia pendidikan. Dedikasinya pada pendidikan jualah yang mendorongnya untuk terus mengenyam pendidikan hingga bergelar doktor. Bermula dari jenjang S1 di IKIP Muhammadiyah Jakarta pada tahun 1988, ia melanjutkan studi S2nya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tahun 2000 dengan fokus jurusan Teknologi Pendidikan. Selanjutnya, di tahun 2008 ia menuntaskan S3nya di Universitas Padjajaran (Unpad) dengan jurusan Ilmu Pemerintahan. Seiring dengan studi yang dijalaninya, Saefullah mendapatkan amanah karir sebagai Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta, kemudian beranjak ke Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda, hingga menjadi Walikota Administrasi Jakarta Pusat pada November 2010. Pada tahun 2014-lah Saefullah mendapat kepercayaan melalui Surat Keputusan Presiden RI untuk menjadi Sekretaris Daerah DKI Jakarta, sebuah jabatan tertinggi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta.

Jabatan Sekda adalah jabatan karir. Jabatan ini berbeda dengan jabatan gubernur yang merupakan jabatan politis. Berbagai kabar beredar mengenai Saefullah yang ingin menjadi gubernur DKI. Namun demikian, Saefullah, atau yang akrab disapa Bang Ipul, bukan tipikal PNS yang ambisius akan jabatan. Desas-desus yang berhembus ia tidak hiraukan dengan tetap melanjutkan dedikasi kerjanya pada tanah kelahirannya, Jakarta.

Saefullah dan seluruh rakyat Betawi patut berbangga karena ia merupakan satu dari dua anak asli Betawi yang dapat mencapai jabatan Sekda DKI Jakarta. Bukan perkara jabatan yang menjadi titik beratnya. Akan tetapi, bahwa anak Betawi pun semestinya menempatkan pendidikan formal dalam prioritas hidupnya. Hal ini juga ia terapkan pada dirinya dan keluarganya. Saefullah merupakan ayah empat orang anak yang mana keempat anaknya diprioritaskan terkait persoalan pendidikannya. Anak pertamanya telah menuntaskan studi S2 sedang anak kedua telah lulus S1. Sementara anak ketiganya masih berada di jenjang S1. Anak keempatnya masih TK. Dedikasi Saefullah pada dunia pendidikan bukan hanya berimbas pada dirinya namun juga pada anak dan keluarganya. Hal ini juga ia harapkan pada seluruh masyarakat Jakarta agar tetap memprioritaskan pendidikan terutama untuk anak dan keluarga agar memiliki pengetahuan yang luas.

Komunikasi Saefullah pada masyarakat juga bukan semata komunikasi basa-basi. Saefullah berkeyakinan bahwa amanat jabatan yang didapatnya merupakan titipan dan sepenuhnya dipertanggungjawabkan untuk masyarakat. Baik saat menjabat Walikota ataupun Sekda, Saefullah terus mendarmakan dirinya bagi masyarakat.  Ia mengungkapkan pada saat dirinya menjabat sebagai Walikota Jakarta Pusat bahwa 90 persen dirinya akan diberikan untuk melayani masyarakat Jakpus dan sisa 10 persennya ia berikan untuk menata perangkat walikota Jakarta Pusat. Kata-katanya bukan semata bualan. Ia buktikan itu selama masa dedikasinya baik saat menjadi walikota ataupun Sekda kini. Bahkan saat menjadi Sekda, Bang Ipul sangat sibuk dengan tugas pelayanannya pada masyarakat hingga namanya menjadi jarang untuk muncul di media-media.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun