Mohon tunggu...
Ayu Laksmi
Ayu Laksmi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Bercerita melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalananku

18 Februari 2022   08:21 Diperbarui: 18 Februari 2022   08:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahun-tahun ke belakang merupakan tahun-tahun terberat yang pernah aku rasakan. Seperti Tsunami yang terus menerus menghantam tanpa mau berkompromi, ia menghancurkan aku yang sudah terkapar tak berdaya, hingga tak bersisa.

Kehilangan adalah satu dari banyak hal yang terjadi. Waktu pun tak lagi jadi teman terbaik dalam hal ini. Tenggelam dalam kepahitan dan kegelapan hidup, namun proses ini sejatinya memberikan pengharapan bahwa ketika aku berhasil keluar nanti aku akan menjadi aku yang baru, yang tumbuh dan berkembang— jauh dari aku yang kemarin.

Hal lain yang paling tidak menyenangkan, dalam proses menerima dan melepaskan semua hal yang terjadi; aku banyak kehilangan diriku. Untuk itu pelan-pelan kembali ku telusuri satu demi satu, titik demi titik sejak aku tertinggal jauh dan mencoba mengejar ketertinggalanku, mengejar dan mendapatkan diriku kembali.

Beruntungnya dalam proses kali ini aku di sadarkan, bahwa beberapa orang memang sudah selesai dalam tugasnya dan bagiannya dalam waktu yang singkat. Sementara beberapa yang lain datang untuk menetap (sampai tidak tahu kapan, semoga saja selamanya), ini yang perlu untuk di jaga rapat-rapat; dan mengikhlaskan semua yang hilang dan pergi.

Waktu-waktu terberat ini mengingatkanku, menyadarkanku bahwa tak peduli seberapa besar rasa percaya dan cintamu pada orang lain— entah mereka yang dekat atau jauh, yang mengenalmu dari A hingga Z, yang terasa seperti sedekat nadi; pada akhirnya nanti akan sejauh matahari dan pergi menyisakan dirimu seorang.

Karenanya, kemudian hal-hal ini membuatku tersadar tentang apa yang penting dan berarti dalam hidup dan perlu kita jaga baik-baik selamanya; diri kita sendiri. Karena bersama diri sendiri selamanya proses pencarian makna kehidupan dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun