Mohon tunggu...
Ayu Koriani
Ayu Koriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Makasih

Suka menulis halhal yang terjadi di lingkungan sekitar saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bungsu

1 Desember 2022   16:51 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:57 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku merupakan anak bungsu dari empat bersaudara, mempunyai tiga kakak laki-laki yang usianya terpaut jauh dariku merupakan sebuah tantangan tersendiri. bagiku setiap kakak mempunyai sikap dan cara mendidik yang berbeda.

Orang tuaku sangat membatasi aku bermain keluar rumah, mereka selalu melarang jika aku izin untuk bermain bersama temanku jika menurut mereka terlalu jauh, tak jarang aku beralasan kerja kelompok untuk bisa bermain ke tempat wisata yang sedang trendi di kalangan anak muda bersama teman-temanku, jika aku izin terlebih dahulu aku yakin pasti mereka tidak akan mengizinkan aku pergi bersama temanku pasti mereka akan menyuruh kakakku untuk mengantarkan aku pergi. Padahal aku ingin sekali bebas dan tidak terlalu dibatasi seperti temanku yang lain.

Pada saat pendaftaran perguruan tinggi pun mereka ingin aku memilih kampus yang dekat dari kotaku tinggal, pada saat itu aku pun menyetujuinya karena dalam benakku berpikir

" tak apa tidak kuliah di kota inpian ku Yogyakarta yang penting aku dapat terbebas sedikit" pikirku.

Namun siapa sangka aku tidak diterima di kampus dekat dengan kotaku aku malah diterima di kampus di surabaya yang jarak perjalanan dari Banyuwangi ke Surabaya menggunakan kereta sekitar 6 jam an. Saat mendengar kabar itu ibuku sempat tidak mengizinkan karena terlalu jauh katanya namun aku terus berusaha meyakinkan ibuku sampai akhirnya ibuku mengizinkan aku kuliah di kota Surabaya.

Ada rasa senang sekaligus sedih saat sudah berada di Surabaya. Senang karena dapat merasakan kebebasan meskipun setiap waktu ibu dan ayah selalu menelfon bahkan saat waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi yang mana aku pun masi belum bangun tidur. Sedih karena ada rasa sepi sekaligus tidak terbiasa hidup mandiri. Namun itu semua merupakan sebuah proses menuju kedewasaan yang aku impi-impikan sejak dulu, menjadi wanita tangguh dan mandiri .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun