Mohon tunggu...
Ayu Chinintya Lestari
Ayu Chinintya Lestari Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswi

مَنْ جَدّ وَ جَدًّ (siapa yg bersungguh-sungguh pasti akan menang (berhasil).)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Respon Islam Nusantara terhadap Budaya

2 April 2020   13:33 Diperbarui: 2 April 2020   13:25 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Respon Islam Nusantara terhadap budaya meliputi sinkretisme Islam Nusantara, akulturasi Islam Nusantara, akomodasi Islam Nusantara, sikap Islam Nusantara terhadap tradisi, serta Islam dan akulturasi timbal-balik.


 1. Sinkretisme Islam Nusantara

Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 7, dan masuk ke pulau Jawa pada abad ke-15 M. Pada masa itu terdapat 2 jenis lingkungan, yaitu pada lingkungan kerajaan yang banyak terdapat unsur-unsur Hindunisme dan lingkungan pedesaan. 

Dari kedua lingkungan tersebut terjadi interaksi sehingga melahirkan akulturasi yang memiliki nilai dan arus yang sama yaitu asimilasi antara budaya jawa di lingkungan kerajaan maupun lingkungan pedesaan dengan ajaran Islam. 

Seiring berjalannya waktu proses akulturasi menjadikan Islam sebagai ajaran agama dan Jawa sebagai identitas budaya, hal itulah yang dinamakan sinkretisme. Dari konteks tersebut dapat dikatakan bahwa sinkretisme merupakan usaha pendekatan yang memadukan atau mengkombinasikan nilai-nilai asing yaitu Islam sdengan suatu  budaya yaitu Jawa, sehingga Islam-Jawa dapat berjalan selaras dan harmonis.


2. Akulturasi Islam Nusantara

Akulturasi sendiri merupakan proses sosial yang melahirkan suatu kelompok baru yang mengkombinnasikan atau memadukan budaya baru dengan budaya asing dengan tujuan mengelola kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Dalam catatan sejarah, akulturasi merupakan konsep dasar pembentukan peradaban Islam di Nusantara, dimana pada saat itu kebudayaan Hindu-Budha, animisme dan dinamisme masih menjadi budaya asli masyarakat setempat. Karena potensi Islam yang dapat beradaptasi dengan kebudayaan setempat, memudahkan Islam diterima di berbagai kalangan, dari kalangan bangsawan hingga kalangan masyarakat biasa. Oleh karena itu, kebudayaan Islam mengalami transformasi karena menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Akulturasi Islam Nusantara ini tidak menghilangkan kebudayaan asli, namun hanya menghilangkan unsur kemusyrikan, kesesatan, dan tindakan-tindakan tercela dengan menyelipkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat.


3. Akomodasi Islam Nusantara

Akomodasi sendiri adalah suatu proses adaptasi sosial dalam interaksi antara individu dengan kelompok yang bertujuan untuk meredakan atau mendamaikan pertentangan ataupun suatu konflik. Islam merupakan agama yang Rahmatan lil’alamiin, yaitu membawa rahmat bagi alam semesta, Islam penuh dengan kedamaian sehingga saat Islam datang ke Nusantara, Islam memberikan ruang dan toleransi terhadap kebudayaan lokal yang sudah ada. Oleh sebab itu, Islam mengakomodasi keanekaragaman tradisi dan kebudayaan sebagai salah satu acuan etika sosial kehidupan masyarakat agar kehidupan sosial terus berjalan damai, harmonis dan sejahtera.


4. Sikap Islam Nusantara terhadap Tradisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun