Mohon tunggu...
Ayub Wahyudin
Ayub Wahyudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Bukan Anak dari Trah Ningrat, Maka Menulis untuk menjadikan Hidup Lebih Bermartabat!!

Hobi Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Perababan Akademik Menyongsong Society 5.0

18 Desember 2021   10:08 Diperbarui: 18 Desember 2021   10:20 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Transformasi Peradaban Akademik Menyongsong Society 5.0

1. Diskursus Revolusi Industri 4.0 & Society 5.0

Revolusi Industri 4.0 oleh beberapa pakar disebut juga era disrupsi. Sebuah era yang memaksa pergerakan dunia Industri tidak lagi linier. Mengeliminasi peradaban lama dan menciptakan peradaban baru yang lebih progresif. Peradaban tersebut mengalami proses pembentukan ketika revolusi mencapai empat periodisasi. Pertama, dengan temuan mesin uap yang dimanfaatkan untuk alat tenun mekanis dan mampu meningkatkan produktivitas industri tekstil. Mesin uap juga digunakan dalam bidang transportasi Internasional yang sebelumnya menggunakan tenaga angin. Kedua, pembentukan sistem ketenagalistrikan atau electrification serta melahirkan konsep mass production yang dimanfaatkan untuk manufaktur produksi barang dengan volume besar. Ketiga, komputerisasi ekonomi dan informasi dengan penerapan komputerisasi di sektor jasa maupun e-commerce. Keempat, era digital dengan prinsip interkoneksi, transparansi informasi, bantuan teknis dan pengambilan keputusan. 

Situasi saling mendisrupsi atau inovasi penggantian sistem lama ke sistem baru tersebut, terjadi akibat pesatnya teknologi yang berkembang melalui artificial intelegent (kecerdasan buatan), koneksi internet of thinking serta penyediaan daya tampung jutaan data (big data). Arief Budiman (2019) menjelaskan tentang perkembangan teknologi digital saat ini, salah satunya keberadaan armada transportasi jasa Go-Jek sebagai sebuah perusahaan yang hanya mengandalkan pusat data digital saling terhubung, namun mampu memiliki nilai valuasi 12 kali lebih besar dibandingkan dengan jasa penerbangan Garuda  Indonesia. Teknologi digital dalam ranah pendidikan, berkembang dengan konsep jaringan internet yang saling menghubungkan antara guru dengan murid, terutama ketika tatap muka dibatasi untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga menjadi peluang bisnis dalam ranah pendidikan dengan munculnya bimbel, seminar, kursus, menggunakan media digital online. Dalam dunia perbankan, beberapa profesi seperti teller bank, analis kredit, agen asuransi, kasir, resepsionis menggunakan teknologi digital. Pengembangan makretplace berbasis online juga semakin di perhitungkan misalnya tokopedia, bukalapak, lazada dan sebagainya sudah lama menggunkan smart phone. 

Belum juga selesai dengan euforia Revolusi Industri 4.0. saat ini, kita bersiap untuk menghadapi era Society 5.0. Jepang dengan teknologi robotiknya meluncurkan roadmap super-smart society atau Society 5.0. Roadmap tersebut tidak hanya terbatas untuk teknologi manufaktur, tetapi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual (Skobelev & Borovik, 2017), berpusat pada kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan serta mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala aspek kehidupan. Tujuan dari roadmap tersebut, menjadikan teknologi sebagai suatu kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat. 

Dari pernyataan tersebut, akademisi harus dengan sukarela mengembangkan sumberdaya pengetahuan yang memadai, mendobrak tradisi Jumud, ketertinggalan, kegelapan menuju peradaban revolusi industri 4.0 serta mempersiapkan diri memasuki era society 5.0. Secara konsisten, peran akademisi melalui peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa pada perguruan tinggi menjadikan pola fikir yang merdeka, berfikir kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri. Beberapa upaya yang perlu dilakukan misalnya terkait peningkatan kapasitas resource (sumberdaya) melalui leadership, communication, networking, emotiondigital literacy, al intelligence, enterpreneurship, global citizenship, problem solving, team-working dan lain sebagainya.

  1. Pembahasan Mahasiswa Unggul

Pada umumnya, Perguruan Tinggi memiliki strategi yang berbeda-beda serta mengacu pada visi dan misi untuk menjadikan mahasiswa yang berdaya guna sebagai agen perubahan, menguasai bidang yang dipilih berdasarkan minat dan bakat mereka. Civitas Akademik akan terus berinovasi dalam mengikuti perkembangan peradaban. Mereka membangun kerjasama dengan berbagai stakeholder pemerintah pusat dan daerah serta meningkatkan kepercayaan dari masyarakat. Beberapa strategi yang harus di perhatikan dalam mewujudkan mahasiswa yang berdaya guna di masyarakat, terutama pada era perkembangan teknologi digital adalah sebagai berikut:

  1. Penguasaan Literasi Digital dan Teknologi

Literasi digital merupakan pengetahuan, kecakapan serta keahlian dalam memanfaatkan media digital. Literasi digital tidak hanya diperoleh dari bahan bacaan saja, tetapi menyangkut kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan pengetahuan  (Aoun, 2017). Literasi digital menjadi momentum bagi mahasiswa untuk menghasilkan karya dan perubahan transformatif bagi masyarakat melalui penguasaan media digital. Transformasi ini, harus dijadikan entry poin dalam menghasilkan generasi society 5.0. Penguasaan literasi digital dimaksudkan untuk mempersiapkan berbagai profesi baru seperti copy writer, content creator, comic artis, animator, grafik designer, social media analis, data analyst, customer maker, digital PR, marketer, youtuber dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi telah mengeliminasi media konvensional seperti radio, televisi dan media cetak yang mengandalkan audio, visual dan teks.  Media digital online sebagai pengganti media konvensional mengandalkan multichannel, multiplatform, multiplexing. Di tahun 2020 muncul gerakan 1000 Startup digital yang di prakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) dengan tujuan mewujudkan Indonesia menjadi the digital Energy Of Asia, sebagai upaya untuk menyiapkan ekosistem yang baik di pasar Internasional. Catatan Harjono (2018) menyebutkan bahwa literasi digital tersebut merupakan elaborasi dari berbagai keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang melibatkan pemikiran kritis, keterampilan berkolaborasi serta kesadaran sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun