Suami Batsyeba adalah Uria orang Het adalah salah satu dari tigapuluh tujuh pahlawan Daud. Meskipun ia bukan orang Israel asli jelas ia memiliki kesetiaan yang teruji kepada sang raja.
Dari dua fakta diatas kita dapat melihat mengapa Tuhan sangat marah dan menghukum raja Daud atas kejahatannya.
Ia tidak hanya berzinah tetapi ia merancangkan satu kejahatan pembunuhan atas orang yang takut akan Tuhan dan sangat setia kepada raja.
Menghina Tuhan dengan dengan membiarkan kejahatan terjadi atas orang benar sementara tugas raja adalah menjalankan hukum dan keadilan atas rakyatnya.
Alkitab secara terbuka dan terus terang menuliskan kejahatan Daud raja termahsyur dari Israel. Sampai hari ini ketika jutaan orang diseluruh dunia membaca kisah ini maka akan selalu ada paradoks di sana.
Kisah ini sungguh menjadi pelajaran penting bagi kita pada zaman modern ini bahwa manusia rentan terhadap dos dan kesalahan serta setiap kejahatan pasti akan mendapat hukuman dari Tuhan. Kita akan melihat dan mendengar satu perkataan hukuman yang disampaikan nabi Natan ketika ia diutus Tuhan menyampaikan hukuman tersebut.
Teguran dan peringatan Nabi Natan sungguh membuat raja Daud menyesal serta pasrah menerima vonis hukuman tersebut. Daud pada akhirnya memang menuai apa yang ia tabur. Lalu apakah Tuhan yang maha pengasih memberikan pemulihan dan pengampunan?
- Allah memberikan seorang putra pengganti anak yang mati tersebut. Anak itu kelak akan menggantikan Daud menjadi raja, namanya adalah Salomo.
- Allah menyebut Batsyeba sebagai salah satu leluhur Yesus Kristus dalam silsilah yang tercatat pada injil Matius yaitu "Daud memperanakan Salomo dari istri Uria"
Kita dapat belajar dari kisah pilu ini bahwa Tuhan dapat memulihkan kesalahan kita sekaligus kita harus mawas diri dan tetap hidup sesuai perintah-Nya jika tidak ingin mendapat hukuman dari kesalahan dan dosa kita.
Daud adalah contoh sempurna orang hebat yang bisa salah dan berani mengakui serta meninggalkan kesalahan dan tetap meninggalkan warisan iman yang luar biasa.