Mohon tunggu...
Ayub El-Marhoum
Ayub El-Marhoum Mohon Tunggu... -

Pemuda berdarah Duri (Sebuah suku kecil di Sul-Sel), sedang merantau dan belajar di Jogja. tertarik pada sastra dan ushul fikih...perpaduan yang aneh memang :) dan dituangkan di http://ayubalmarhum.blogspot.com/ dan http://ayubmenulis.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kak Saras 008 dan Panji Manusia Millenium, Tolong Tangkap Pembakar Hutan Itu

5 November 2015   23:39 Diperbarui: 6 November 2015   00:05 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kepada Yth. Panji Manusia Millenuim dan Saras 008
Dari La Huddu, Koordinator anak 90-an Wilayah Bantul
 
Dengan ini saya sampaikan bahwa saya baik-baik saja, dan masih tetap rindu setengah mati pada kalian ; dua tokoh yang telah dengan sangat kejam mem-PHP seluruh anak 90-an. Perbuatan kalian ini, terutama dikau Saras, sungguh sebuah kejahatan berbahaya. Jahat sebab sebagai cinta pertamaku tega nian kau berlaku demikian, Saras. Bahaya sebab anak 90-an akhir-akhir ini semakin erat persaudaraannya, mereka terikat oleh satu memori kolektif atas hal-hal trivial yang dulu dianggap biasa-biasa saja tapi berubah jadi bumbu penyedap nostalgia yang sungguh gurih ketika tua mulai datang menyeringai mengancam. Kalian, sekali lagi terutama kau Saras, berani-beraninya mem-PHP kami semua. Tunggulah tulahnya.
 
Yeah, surat ini memang surat gugatan pada kalian berdua. Di awal tahun 2000-an ketika kami baru pertama kali meraba-raba dunia, kalian tega-teganya malah memberi kami gambaran yang salah. Dan khusus bagi kak Panji Manusia Millenium, kau memberikan prediksi yang sungguh jauh meleset. Lebih parah dari prediksi lembaga survei abal-abal sewaan politisi.
 
Teganya kak Saras 008 dan Panji Manusia Millenium menjajikan tahun-tahun 2000-an yang penuh keadilan, hukum ditegakan bahkan jika alien sekalipun menyerang. Padahal kenyataannya dunia masih penuh ketimpangan, dan hukum masih saja benang basah yang susah tegaknya. Kak Saras, adik saya bahkan sempat punya baju dengan poto kakak lagi menyeringai sebagai gambarnya. Di poto itu ada pula mister Blek lengkap dengan Bull dan Bill tampak jahat sekaligus bodoh secara bersamaan. Kakaku sayang, sepertinya cinta pertamaku padamu kian hari kian luntur, disebab janjimu untuk datang bila penjahat menyerang sudah kau ingkari sepanjang hidupku.
 
Memang tidak ada mister Blek di sini, Bill dan Bull pun tidak tampak sama sekali. Tapi ada penjahat kak, penjahat yang misterius sekali hingga ia hitam pekat dalam misterius bagaikan mister Blek. Ia, juga mungkin saja alien sebab tidak punya hati sama sekali pada segenap penduduk bumi. Kak Saras yang cantik dan topengnya sekseeehh, penjahat itu membakar hutan kami kak Saras. Iya, mereka membakarnya! Hanya keran ingin menaman sawit yang kelak jadi minyak goreng. Iya aku tahu, dulu pilem Kak Saras juga jadi tempat singgah iklan minyak goreng, selain Jas Jus dan permen Pendekar Biru. Tapi tetap saja itu jahat kak Saras!
 
Tahu kah kak Saras, gara-gara hutan kami terbakar kabut asap melanda banyak kota besar. Di kota-kota itu semua orang harus memakai masker mahal agar bisa bernafas. Jika saja Kak Saras mau singgah di kota-kota berkabut itu, kak Saras tak usah pakai topeng deh, tidak akan dikenali siapapun. Bahkan ada anak bayi yang meninggal geggara asapnya. Ini sungguh jahat kak Saras. mister Blek tidak ada apa-apanya! Tapi mana kak Saras? kakak tidak datang. Kak Panji pun tidak tampak. Bahkan Rio penyelamat Bumi yang sok nge-green tidak muncul juga. Kalian dimana, pahlawanku?
 
Kak Saras yang manis dan suka nyakar-nyakar kayak kucing, si pembakar hutan juga ternyata punya bawahan macam Bill dan Bull. Mereka membuat jalan di pembakar hutan jadi mulus, lewat selingkung birokratis (ini bahasanya sengaja dibuat tinggi, biar Kak Saras tahu, saya sudah tua sekarang, jika kak Saras datang, kita sudah serasi). Ah, sungguh mau-maunya orang-orang itu jadi Bill dan Bull. Saya yakin itu gara-gara mereka dulu tidak pernah punya waktu menonton acara Kak Saras sehingga tidak tahu betapa bodohnya jadi kaki tangan penjahat. Mereka memang bukan anak 90-an, Kak Saras. pantas sih. Kak Panji Manusia Millenium, kini bukan hanya pahlawan yang pakai topeng meski sudah jelas siapa dirinya. Penjahat pun ikut-ikutan seperi itu. Anehnya, polisi justru takut mengungkap identitas mereka. Pak Polisi memang bijaksana, Kak Panji, katanya bila diungkap bisa terganggu ekonomi Indonesia. Luar biasa kan?
 
Mungkin Kak Saras 008 dan Panji Manusia Millenium sudah pension jadi pahlawan, tapi saya berharap jika kakak berdua membaca postingan ini di facebook, segeralah ambil topeng dan alat berubah kalian. Penjahat telah menyerang Indonesia. Pak polisi kewalahan, kami menuntut kakak berdua untuk memenuhi janji akan keadilan dan penegakan hukum di Indonesia masa depan! Sekali lagi, terutama kau, Kak Saras 008! Capek hati ini kau PHPin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun