Mohon tunggu...
Ayu Anissa
Ayu Anissa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

PENULIS  Kumpulan Cerpen “Alice de Wijn” ISBN 978-602-490-612-2 Tahun 2019 Penerbit CV. Intishar Publishing  Antologi Puisi “Janji Temu di Sudut Kota” ISBN 978-602-490-797-6 Tahun 2019 Penerbit CV. Intishar Publishing PENULIS KOLABORASI  Kumpulan Cerpen untuk Anak “Ini Dunia Anak” ISBN 978-623-7384-40-3 Tahun 2019 Penerbit CV. Harasi  Antologi Cermin “Cerita Mini untuk Anak” ISBN 978-623-7384-65-6 Tahun 2020 Penerbit CV. Harasi  Kumpulan Cerpen Horror “Sanggar” ISBN 978-623-94063-8-7 Tahun 2020 Penerbit Megalitera  Kumpulan Cerpen “Kebun Bunga Itu Telah Kering” ISBN 978-623-6656-37-2 Tahun 2021 Penerbit Megalitera

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Garis Lurus

17 November 2022   00:51 Diperbarui: 17 November 2022   01:16 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini dia cantik sekali. Celana hitam panjang yang membalut kaki jenjangnya, dipadukan blus hijau botol yang memeluk tubuh rampingnya, ditambah dengan ... Ugghhh ... That damn shoes! Sepatu hak tinggi seksi warna hitam yang sangat kuidam-idamkan berada tepat disamping telingaku. Ratih ... Oh ... Ratih ... Sampai kapan kau ingin menyiksaku dengan tidak memberiku kejelasan hubungan seperti ini?!

"Pak Rama ... Selamat pagi," sapanya dengan senyum manis seribu volt yang langsung terkoneksi dengan pusat duniaku.

"Selamat pagi. Jadwal hari ini?" jawabku sembari berlenggak menuju pintu kantor.

"Pagi ini Pak Santoso menelepon, beliau mengajukan telekonferen yang terjadwal pukul tiga sore menjadi pukul sepuluh siang ini. Kemudian siang nanti Anda akan menghadiri rapat pemegang saham di kediaman Pak Hutomo, sekaligus beliau ingin merayakan peluncuran bisnis franchise cucunya yang sukses besar semalam. 

Malam sekitar pukul tujuh, Pak Satria meminta Anda bergabung dengan beliau dan keluarganya untuk makan malam di Sky View Hotel Lounge." Ratih menjelaskan dengan mengekoriku memasukin ruang kantor.

          "Hmm ... Hari ini longgar sekali," ujarku.

          "Sudah ada kabar mengenai perkembangan proyek di Jogja?" tanyaku lagi sembari menghidupkan perangkat komputer di atas meja kerja sewarna mahogani kokoh ini.

          "Belum, Pak. Apakah saya perlu untuk menanyakannya langsung pada Pak Tedi?" tanyanya kembali.

          "Tidak, tidak perlu."

          "Baik, Pak, untuk hari ini agenda Anda hanya itu," ujarnya lagi.

          "Oke, terima kasih, Ratih. Tolong segelas kopi seperti biasa, ya," pintaku sebelum memfokuskan perhatian penuh pada layar komputer dihadapanku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun