Mohon tunggu...
Ayu Andriani
Ayu Andriani Mohon Tunggu... Guru - Extraordinary spirit

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis yang Meringis

30 Mei 2022   20:53 Diperbarui: 30 Mei 2022   21:04 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sebutir tetes dari langit turun,
mendarat dengan mulus
dikeningku yg kering kerontang,
mengalir lambat disela-sela kerutan

sebutir lagi kembali jatuh,
lama kelamaan semakin berkerumun
tapi, sedetik kemudian mulai merenggang
suara tawa angin pun terdengar melengking,
menertawakan kumpulan tetes yang terlihat galau

kumpulan tetesan itu meringis,
menyalahkan awan yg terlalu sedikit membawa gerombolannya,
menggerutu kepada matahari yang terlalu terik hari ini,
sehingga kawan mereka enggan naik ke langit

mereka kumpulan tetesan itu,
gerimis,
tetap meringis diiringi tiupan angin yang mengirim awan semakin menjauh,
perlahan mereka mulai menghilang,
menyerah pasrah pada matahari yang tak mau bersembunyi,
aku tersenyum mengejek,
mereka tak bisa membuatku kuyup kali ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun