Mohon tunggu...
Ayu Ainia
Ayu Ainia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Krisis Energi Yang Di alami Oleh Negara Kuba

29 November 2024   23:27 Diperbarui: 29 November 2024   23:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Negara Kuba terjadilah Listrik Padam, secara massal dan berlangsung. Mengalami padam selama beberapa hari yang mengakibatkan negara itu gelap. Semua orang pun mengalami kesusahan karena kesulitan dalam persediaan air bersih, dan kesulitan memasak makanan. Listrik padam ini terjadi paling parah dan terburuk dari tahun sebelumnya. Warga kuba berjuang sendiri sampai lamanya dengan waktu tiga bulan pada pemadaman listrik yang berulang-ulang terjadi. Mati listrik itu bisa terjadi 20 jam dalam sehari. Pada Jumat tanggal 18 Oktokber lalu, terjadi pemadaman massal yang membuat masyarakat marah dan melakukan protes besar-besaran dijalan.

Perdana Menteri Kuba Manuel Marero mengatakan pemerintah tidak punya pilihan lain selain melumpuhkan ekonomi dan mengumumkan tindakan darurat untuk memangkas penggunaan listrik. Akibatnya, penutupan sekolah dan universitas, terhentinya transportasi umum, tak berfungsinya rambu lalu lintas, penutupan beberapa kantor pemerintahan, dan penutupan fasilitas umum menjadi pemandangan yang terjadi di Kuba (aljazeera.com, 18-10-2024).
Kondisi ini makin diperparah dengan amukan Badai Oscar yang menghantam wilayah itu pada Minggu malam dengan kekuatan angin yang mencapai 130 km/jam. Badai ini datang disaat hari setelah pembakit listrik yang terbesar di Kuba runtuh yang menyebabkan padam listrik massal. Badai Oscar yang terjadi makin menambah kesulitan warga untuk memperoleh obat-obatan dan bantuan.
Penyebab pemadaman listrik terjadi karena pembangkit listrik termoelektrik terbesar Antonio Guiteras di Matanzas, Havana Timur mengalami kegagalan. Kegagalan ini menyebabkan karena meningkatnya permintaan listrik dari perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, permintaan rumah tangga untuk penggunaan AC, kerusakan pembangkit yang tidak dirawat dengan baik, serta bahan bakar yang tidak mencukupi untuk mengoperasikan beberapa pembangkit. Dengan itu kelangkaan energi menjadi sebab utama terjadinya krisis energi di Kuba. Harusnya masyarakat di Kuba memerlukan cadangan sebesar tiga gigawatt untuk kebutuhan mereka, tetapi pembangkit hanya mampu memproduksi pasokan listrik sebesar 370 megawatt. Angka yang sangat jauh dari kebutuhan masyarakat menjadi krisis energi pun meningkat tajam.
Krisis energi yang tengah terjadi di Kuba diduga karena imbas dari embargo ekonomi yang dilakukan AS terhadap Kuba. Dua negara yang secara geografis ini memang memiliki hubungan yang kurang baik. Sejak tahun 1962, Amerika telah melakukan embargo ekonomi ke Kuba. Embargo itu berupa larangan bagi AS dan negara dunia ketiga untuk menjalin kerja sama dengan Kuba, AS juga menetapkan denda bagi yang melakukan pelanggaran. Embargo ini dinilai merugikan Kuba hingga miliaran dolar dan membuat ekonomi negara itu menjadi terpuruk. Embargo AS juga membuat Kuba kesulitan untuk memperoleh bahan bakar pembangkit listriknya. Kuba pun harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mendapat minyak dari pasar internasional karena mata uang mereka yang terpuruk. Namun, pihak AS menolak disalahkan atas terjadinya krisis energi di Kuba. AS menilai pemerintah Kuba yang tidak cakap mengatur perekonomian negaranya.
Pemerintah mengeklaim telah bekerja sejak tahun lalu untuk meningkatkan kinerja jaringan listrik melalui penggunaan sumber daya listrik alternatif. Pemerintah juga tengah membangun proyek untuk membangun 31 titik pembangkit listrik tenaga surya dan diprediksi akan selesai tahun depan. Presiden Kuba Miguel Diaz menyampaikan bahwa penanganan serta penyelesaian kontingensi energi ini akan menjadi prioritas mutlak dan pemerintah tidak akan istirahat sampai pemulihan selesai (apnews.com, 27-10-2024). Tahun 2020 lalu, Kuba sebenarnya telah mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya dengan dibiayai oleh Abu Dhabi Fund for Development (ADFD). ADFD mengatakan bahwa program ini adalah langkah awal untuk membantu negara-negara mencapai keamanan energi dan bantuan untuk melihat seberapa jauh keberhasilan pembangunan dalam waktu yang tertentu. Akan tetapi, langkah ini sama sekali tidak menyelesaikan krisis energi di Kuba.
Kuba mengoperasikan pembangkit listrik negaranya dengan menggunakan minyak mentah, tetapi negara itu hanya mampu memproduksi sekitar setengah dari total minyak mentah yang dibutuhkan. Selebihnya, Kuba akan membeli minyak mentah dari pasar internasional dengan harga yang cukup mahal karena sanksi dari AS. Embargo AS telah menyebabkan terjerumus mata uang mereka. Kuba juga memperoleh pasokan minyak dari negara-negara sekutu seperti Venezuela, Cina, dan Rusia. Akan tetapi, pasokan Venezuela pun makin berkurang karena krisis ekonomi yang terjadi di negara itu, sedangkan Rusia dan Cina gagal mengirim cukup bantuan untuk Kuba.
Saat ini, pemerintah Kuba juga telah menerima tawaran bantuan dari Meksiko, Barbados, dan Kolombia untuk mengatasi krisis energi yang tengah terjadi. Pemerintah Kuba pun tengah bernegosiasi untuk menerima tawaran bantuan itu. Meskipun, tawaran bantuan itu tidak akan menyelesaikan akar permasalahan krisis energi di Kuba.
Krisis energi yang terjadi di Kuba adalah masalah kompleks yang terjadi karena liberalisasi energi di negeri yang terletak di Perairan Karibia itu. Permasalahan krisis energi ini bukan hanya masalah kekurangan persediaan minyak mentah. Kebutuhan energi yang berbasis pada pemenuhan industri kapitalisme telah membuat permintaan persediaan listrik meningkat tajam. Kondisi ini makin kacau saat ekonomi Kuba dihantam dari berbagai sisi yang mengakibatkan Merosotnya nilai mata uang mereka dalam dunia internasional telah menimbulkan kesulitan tersendiri.
Negara kuba ini menangani krisis energi ini terjadi dengan verifikasi sumber energi terbarukan, terutama tenaga surya dan biofuel dari tebu. Dengan ini dapat memanfaatkan sumber daya ini, Kuba mengurangi ketergantungan pada minyak mentah yang sulit didapatkan. Dengan cara investasi dalam infrastruktur energi terbaru seperti panel surya diatap gedung yang dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik dalam jangka panjang.
Selain itu perbaikan dan pembaruan infrastruktur jaringan listrik karena itu penting untuk mengurangi kerusakan yang sering terjadi dan menghindari pemadaman listrik yang lama. Pemerintah juga haru berinvestasi dalam teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi distribusi energi dan memperkuat jaringan agar lebih tahan ketika gangguan. Kerja sama internasional juga menjadi kunci dalam mengatasi krisis ini. Kuba juga bisa menjalin kemitraan dengan negara sekutu atau Organisasi internasional untuk mendapat dukungan teknis dan finansial dalam proyek energi yang terbaru. Melalui pendekatan kooperatif ini, kuba tidak hanya akan memperbaiki kondisi energinya tetapi juga berkontribusi pada stabilitas regional dan global. Dalam hal ini penerapan prinsip-prinsip liberalisme dapat membantu Kuba mencapai kemakmuran dan keamanan energi yang lebih baik.
Kebijakan energi berlanjut yang harus diterapkan dengan tegas. Regulasi yang mendorong penghematan energi disektor publik dan swasta, dan juga insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi efektif. Pemerintah juga perlu menetapkan standar minimum untuk efisiensi energi di gedung-gedung baru dan yang sudah ada. Selain itu, edukasi publik mengenai pentingnya konservasi energi yang sangat penting. Dengan langkah itu tadi Kuba tidak hanya dapat mengatasi krisis energi saat, tetapi membangun fondasi untuk sistem energi yang berlanjut dan tahan dimasa depan.

Referensi

Arbar, T. F. (2024, October 29). Berita Tentang "krisis energi" Terkini Dan Terlengkap - CNBC Indonesia. Negara Ini Krisis Energi, Jutaan Orang Kena Mati Lampu Berhari-hari. https://www.cnbcindonesia.com/tag/krisis-energi
Rahman, M. R. (Ed.). (2024, October 21). Sejumlah Negara tawarkan Bantuan Perbaikan Sistem Energi Listrik Kuba. Antara News. https://m.antaranews.com/berita/4411645/sejumlah-negara-tawarkan-bantuan-perbaikan-sistem-energi-listrik-kuba
Tim, T. (2024, October 19). Kuba "Gelap Gulita" Mati Listrik total, PM tetapkan Darurat Energi. internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241019104527-134-1157089/kuba-gelap-gulita-mati-listrik-total-pm-tetapkan-darurat-energi  
Pratama, A. (2024, October 19). Kuba Mati Listrik massal Imbas Krisis Energi Yang Memburuk . iNews.ID. https://www.inews.id/news/internasional/kuba-mati-listrik-massal-imbas-krisis-energi-yang-memburuk
Indonesia, S. (2024, October 21). Terjangan Badai oscar: Tantangan Baru bagi kuba di Tengah Krisis Energi. SUARA INDONESIA. https://suaraindonesia.co.id/news/news/67162ca74612f/terjangan-badai-oscar-tantangan-baru-bagi-kuba-di-tengah-krisis-energi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun