Mohon tunggu...
Ayu Hendranata
Ayu Hendranata Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nasionalist and Social Media Influencer

Financial planner & Enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Depresi Anak Akibat Tugas Sekolah

24 Mei 2018   20:44 Diperbarui: 24 Mei 2018   21:07 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kejadian memilukan terjadi hari Minggu 20 Mei 2018 kemarin, seorang anak diduga bunuh diri dengan terjun dari lantai 33 di sebuah apartemen dikawasan setia budi,Jakarta Selatan. Berdasarkan keterangan dari ibu korban, sang anak diduga depresi lantaran tidak bisa mengerjakan pelajaran mandarin.

Hal serupa juga pernah terjadi di China. Bun,seorang bocah sekolah dasar mencoba bunuh diri dengan melompat dari lantai 15,penyebabnya adalah tugas sekolah (PR) yang tidak bisa dikerjakannya. Serta beberapa kasus lainnya yang pernah terjadi.

Kejadian kejadian tersebut tentunya membuat kita merasa prihatin, bagaimana seorang anak yang harusnya dimasa usia produktifnya dan masa penuh dengan kesenangan, masa bermain dan bertumbuh menjadi sangat depresi hanya karena tugas sekolah yang tidak sanggup mereka lakukan.

Sebuah data yang dipublikasikan American Journal of Family Therapy menyatakan bahwa usia anak-anak merupakan masa pengembangan kehidupan ,bersosialisasi dan mengembangkan keterampilan motorik. 

Para peneliti pun tidak menyarankan, membatasi aktivitas anak-anak dengan hanya duduk di kursi dalam waktu yang lama untuk mengerjakan tugas sekolah. Dan bahkan penelitian dari Amerika Serikat juga mengungkap bahwa anak anak usia Sekolah Dasar (SD) banyak menghabiskan waktu di rumah untuk mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan anak yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak (TK) juga menghabiskan waktu mengerjakan PR di rumah selama 25 menit setiap harinya.

Data ini juga tentu membuat kita terkejut, padahal usia TK dan SD saat-saatnya keluar bermain dan berinteraksi. Bermain sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak anak. Kemampuan motorik dan kognitif anak bisa berkembang secara sempurna melalui bermain. 

Dengan bermain anak-anak belajar berinteraksi, berlatih dan mengembangkan potensi dalam dirinya.Selain itu, perkembangan emosi dan psikis anak juga akan semakin terasah dengan seringnya anak bermain.

Sekedar berbagi pengalaman, Penulis juga sempat resah akan PR yang selalu dibawa putri kami setiap pulang sekolah. Sekedar informasi, disekolah anak kami, setiap harinya ada schedule mengerjakan paces dan latihan soal soal dalam waktu 1 jam dengan goal setting maksimum 20 halaman dalam satu hari, diluar itu diisi dengan kegiatan dan aktifitas lainnya seperti musik, dance,art ,dll. 

Nah ,jika dalam waktu 1 jam latihan soal tersebut tidak selesai dikerjakan di sekolah maka jatuhnya akan menjadi PR untuk dilanjutkan dirumah. Kemudian penulis berusaha membangun komunikasi dan memahami keinginan anak tanpa harus menekan dan membuatnya menjadi beban dalam mengerjakan PR. 

Penulis mencoba menerapkan konsep "Belajar Yang Menyenangkan" saat menemani si kecil, memilih ruangan yang nyaman untuk belajar, mematikan TV dan alat komunikasi, menyiapkan snack kegemarannya, dan terpenting adalah mulai menerapkan interval waktu 20 menit saja untuk fokus mengerjakan PR, lama kelamaan hal ini menjadi rutinitas.

Ini sebenarnya bagus dan menjadi terpola dalam membentuk pondasi disiplinnya, asalkan memperhatikan waktu yang tepat karena menurut penelitian dari pakar pendidikan, Harris Cooper dari Duke University, Durham, North Carolina, Amerika Serikat, mengatakan bahwa anak-anak tidak boleh mengerjakan PR atau tugas sekolahnya terlalu lama. Cukup dengan waktu interval 10 menit menurut tingkat pendidikannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun