Mohon tunggu...
ayu dwiutami
ayu dwiutami Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Lahir dan tinggal di solo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan QR Code sebagai Metode Pembayaran

18 Mei 2021   02:17 Diperbarui: 18 Mei 2021   02:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

QR Code merupakan salah satu media pembayaran terbaru di Indonesia. Definisi dari sistem pembayaran itu sendiri, menurut Bank Indonesia pada UU No. 23 pasal 1 mendefinisikan secara tegas bahwa sistem pembayaran merupakan satu kesatuan yang utuh dari seperangkat aturan, lembaga, mekanisme untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi. 

Pada intinya, sistem pembayaran adalah bicara tentang alat pembayaran, prosedur perbankan sehubungan dengan pembayaran dan juga sistem transfer dana antarbank yang dipakai dalam proses pembayaran.   Sistem pembayaran telah dimulai dari sejak jaman dulu, dimana dimulai dengan adanya sistem barter, transaksi uang koin emas dan perak, hingga sekarang adanya uang kartal dan giral, serta adanya kartu kedit dan kartu debet. 

Seiring dengan berjalannya teknologi, terutama adanya ponsel pintar (smartphone), dibeberapa negara sudah mulai diterapkannya mobile payment dalam beberapa tahun ini. Dari tahun 2018, Bank Indonesia telah menghimbau pihak perbankan nasional untuk bersiap mengimplementasikan teknologi sistem pembayaran QR Code. Transaksi menggunakan QR Code dianggap lebih cepat dibandingkan penggunaan mesin EDC (Electronic Data Capture). 

Teknologi ini juga dianggap oleh berbagai pihak sebagai teknologi yang di masa depan akan menggantikan mesin EDC.   Hingga saat ini pembayaran telah diimplementasikan di beberapa bank, antara lain PT Bank Central Asia (Tbk), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, selain itu aplikasi mobile phone seperti Gojek, Shopee, Link Aja, OVO juga telah menggunakan teknologi QR code untuk menjadi opsi pelanggannya untuk bertransaksi. Kini teknologi sudah mulai dimanfaatkan masyarakat, pihak perbankan pun sedang menggalakkan promosi dengan menggunakan berbagai promo.

Misalnya Bank Mandiri yang menggandeng Mc Donald dengan promo memberikan cashback bagi nasabahnya yang melakukan transaksi menggunakan QR Code. Sistem pembayaran menggunakan QR Code telah berhasil diterapkan di beberapa negara, salah satunya adalah Tiongkok. 

Negara Tiongkok telah menerapkan sistem pembayaran mobile payment dengan sistem QR Code telah dimulai sejak tahun 2011. Penggunaan teknologi tersebut terus berkembang hingga kini bisa mudah ditemui di berbagai toko di negara tersebut.   Pemakaian QR Code di Indonesia bisa dianggap baru dalam proses perkenalan. Penulis berniat untuk membahas secara lebih lanjut terkait QR Code dengan menggunakan studi kasus Tiongkok. Sebab, meski sistem pembayaran QR Code dianggap merupakan sistem pembayaran yang memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada yang lain, namun tetu saja ada celah bagi pelaku kriminal untuk mencari keuntungan untuk mereka sendiri.   

A.PERKEMBANGAN QR CODE DI TIONGKOK   

Pemanfaatan transaksi menggunakana mobile payment di Tiongkok mulai berkembang pada tahun 2001, dimana secara perlahan mulai meningkat hingga secara sangat signifikan di tahun-tahun tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pembayaran dengan transaksi menggunakan mobile payment direspon baik oleh masyarakat. Perkembangan yang signifikan ini didukung karena faktor kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan. Karena dengan menggunakan sistem ini, masyarakat tidak perlu lagi pergi kemana-mana menggunakan dompet, melainkan cukup dengan membawa telepon pintar untuk melakukan transaksi. Perbandingan pembayaran menggunakan mobile payment vs non mobile   

Berdasarkan data perbandingan pangsa pasar di Tiongkok terkait pembayaran menggunakan mobile dan non-mobile pun menunjukkan bahwa perkembangan pangsa pasar pembayaran menggunakan mobile mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dari hanya 3,5% di tahun 2011, menjadi 74,6% di tahun 2016. Peningkatan diproyeksikan terus berlanjut sehingga di tahun 2019 diperkirakan pangsa pasar dari pembayaran mobile menjadi 85,2%.   Penggunaan mobile payment di China secara keseluruhan menggunakan sistem QR Code, dimana QR Code digunakan pada telepon genggam yang sudah memiliki pemindai QR Code dan memiliki akses internet untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju. Dalam dunia perbankan, QR Code dapat digunakan untuk melakukan pembayaran. 

B.KELEMAHAN QR CODE  

Berdasarkan berita yang dilansir dari Forbes.com, telah terjadi tindak kejahatan di bidang finance melalui teknologi QR Code muncul. Dalam artikel tersebut mengungkapkan bahwa di bagian selatan provinsi Guangzhou, uang sebanyak $14.5 juta yuan telah dicuri dengan alat scanner barcode, bahkan kejadian serupa telah terjadi pula di daerah lain juga. Tindakan pencurian ini dimungkinkan, karena pada dasarnya sistem ini memanfaatkan sistem jaringan yang rawan diserang oleh hacker. 

Berikut adalah kutipan artikel yang dikutip dari Forbes.com:   What's more, the PBoC, in an attempt to rein in fraud, also introduced in late December caps on payment by QR code, which users can scan with Alipay or Ten Pay to make purchases or order services. Based on security measures and user credentials, transaction limits are set at 500 yuan ($77), 1000 yuan($154) or 5,000 yuan($769) -- not good news when Tencent and Ant Financial are trying to channel more purchases of big-ticket items to their payment apps in a big offline push.  "Digital payment developed rapidly in China because regulators had been encouraging and easy on it," said Zhu Ning, a professor of finance at Tsinghua University. 

"They are still supportive of the industry, but in the next one to two years, following the tone set at the 19th Party Congress to reduce financial risks, regulations will definitely get tighter."  Problems have already occurred. In the southern province of Guangzhou, a total of $14.5 million yuan were stolen in QR code scams, where fraudsters replaced legitimate codes with fake ones or embedded malware in them to steal personal bank account information. In the city of Foshan, police already arrested one man who stole more than 900,000 yuan ($138,000) via fake QR codes.   

C.CARA MENGATASI KELEMAHAN QR CODE   

Terhadap adanya permasalahan tersebut, Pemerintah Tiongkok pun segera melakukan penyelidikan dan mengeluarkan peraturan baru yaitu berupa pembuatan batas maksimal pemakaian transaksi yang bisa dilakukan menggunakan QR Code per hari ini. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terhadap adanya kejahatan finance, sehingga apabila kejadian tersebut terjadi nominal uang yang bisa disalahgunakan hanya hingga batas maksimalnya saja dan tidak serta merta seluruh deposit nasabah habis.   

Tindakan yang terjadi di Tiongkok, sebaiknya menjadi bahan pembelajaran bagi negara-negara lain dimana sistem pembayaran mobile payment mulai berkembang sebagai tindakan antisipasi terhadap kemungkinan adanya tindakan kejahatan di bidang finance. Karena hingga sekarang, peraturan Bank Indonesia, sebagai lembaga Indonesia yang memiliki wewenang terhadap pengaturan sistem pembayaran, terkait urusan mobile payment dan fintech hanya baru sebatas kebijakan sandbox regulatory saja. Sandbox regulatory merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang isinya mengatur terkait pendaftaran dan mengatur perusahaan yang beroperasi di bidang fintech.  

KESIMPULAN   

Dari pembahasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa :   

1.Perkembangan teknologi QR Code di Tiongkok sangatlah cepat, bahkan di setiap tahunnya mengalami perkembangan hampir lebih dari 75%. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan mengalami hal yang serupa mengingat perilaku masyarakat yang cenderung semakin cepat belajar dan mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi didorong dengan adanya Pandemi Covid yang mendorong percepatan transaksi cashless digunakan.   

2.Kelemahan dari QR Code adalah tetap memiliki potensi untuk dicuri, dengan cara menerobos sistem yang ada dari QR Code. Sehingga meski sering dianggap sistem pembayaran ini lebih aman, namun pada kenyataannya, masih tetap memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang berniat buruk.   

3.Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Pemerintah membuat suatu aturan untuk memberikan limit transaksi per hari, sehingga apabila jika terjadi tindakan pencurian, nominal pencurian bisa ditekan hanya sebatas limit saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun