Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Menembus Lorong Waktu bersama Louis Vuitton

27 Oktober 2018   10:13 Diperbarui: 29 Oktober 2018   12:33 3403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan sebuah mahakarya apabila tidak diciptakan dengan seksama dan teliti. Terlebih bila ingin langgeng hingga melintasi abad, pastinya butuh komitmen untuk mencipta produk yang bermanfaat, berkualitas, dan bernilai tinggi. Louis Vuitton adalah salah satu tokoh yang melakukannya dengan gigih.

Lahir di Jura-Perancis Timur pada tahun 1821, Louis Vuitton tidak berasal dari keluarga kaya. Ayahnya hanyalah seorang petani dan ibunya adalah seorang pengrajin topi. Ibunya pun meninggal ketika ia masih berusia sekitar 10 tahun.

Vuitton muda yang kurang nyaman dengan kehidupan bersama orang tua baru, pada tahun 1835 memutuskan pergi dari rumah untuk mengadu nasib di Paris. 

Dalam perjalanan panjangnya, ia rela susah payah melakukan pekerjaan apapun demi menafkahi hidup. Ia tiba di Paris tahun 1837. Pada saat itu Paris tengah diwarnai kemiskinan merajalela dengan pengangguran di mana-mana.

Louis Vuitton (1821-1892). Sumber : anothermensblog.com
Louis Vuitton (1821-1892). Sumber : anothermensblog.com
Pada era revolusi industri Eropa abad ke-19, profesi pembuat kotak peti kemas sangat dihargai dan dibutuhkan untuk perdagangan serta bepergian. Vuitton remaja magang di toko milik Monsieur Marechal, seorang pembuat kotak peti kemas produk pakaian (fashion). Beberapa tahun kemudian nama Louis Vuitton mulai terdengar di antara fashionista Perancis.

Meninggalkan tempat kerjanya, tahun 1854 Louis Vuitton mendirikan workshop sendiri khusus peti packing pakaian. Ia merancang peti kemas dengan bentuk persegi panjang bertutup rata sehingga mudah ditumpuk saat diperjalanan. Tidak seperti peti lainnya yang ketika itu masih bertutup lengkung.

Peti kemas rancangannya juga memiliki fitur lebih baik. Mulai dari memiliki corak, logo monogram berinisial LV, hingga dilengkapi kunci. Tahun 1958 terciptalah peti berbahan canvas abu-abu Trianon yang menarik perhatian banyak orang.

Peti Kemas LV (trunk). Sumber : Dok. Pribadi
Peti Kemas LV (trunk). Sumber : Dok. Pribadi
Di bawah pemerintahan Napoleon III, Louis Vuitton diberi mandat membuat kotak peti kemas cantik untuk mengemas pakaian milik permaisuri Perancis. Dari sinilah pintu gerbang karir menuju klien elit dan keluarga kerajaan lainnya terbuka lebar hingga akhir hayatnya.

Setelah lebih dari 160 tahun hadir melayani klien di berbagai belahan dunia, kini dengan bangga Louis Vuitton menghadirkan pameran bertajuk "Time Capsule" di Senayan City, Jakarta - Indonesia. Pameran ini akan membawa pengunjung menikmati lini masa visual yang menjadi momen penting dari kehidupan Louis Vuitton.

Brand yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1995 ini menekankan empat poin penting dalam pameran, yaitu: The Key to The Codes, Journeys Around The World, Elegance in Motion, dan Icons of The House.

Pameran (dok.pribadi)
Pameran (dok.pribadi)
Sedikit berbagi pengalaman saat berkunjung ke pameran, pertama-tama saya disambut oleh sapaan ramah dari team pemandu. Setelah itu, saya dibawa ke "Artisan's Room" untuk menyaksikan demonstrasi pembuatan tas LV oleh seorang pengrajin yang diterbangkan khusus dari Paris ke Indonesia.

Harus saya akui, keterampilan dan kelihaian sang Madame dalam membuat tas dengan tangannya sangat luar biasa. Rapi, tepat, dan tidak miring-miring! Perlu latihan bertahun-tahun agar bisa melakukannya. C'est parfait!

Penulis bersama pengrajin tas LV. Sumber : Dok. Pribadi
Penulis bersama pengrajin tas LV. Sumber : Dok. Pribadi
Demonstrasi pembuatan tas. Sumber: Dok. Pribadi
Demonstrasi pembuatan tas. Sumber: Dok. Pribadi
Dari tempat tersebut, saya lanjut memasuki "lorong waktu" untuk menyaksikan perkembangan peti kemas Louis Vuitton di dunia pengepakan, travelling, hingga merambah ke produk lifestyle. Kisah tersebut dipamerkan secara visual dalam empat bagian berurutan.

Pertama "The Key to The Codes", pengunjung dapat melihat bagaimana sang perancang berhasil memperkenalkan peti kemas untuk mengepak pakaian. Dimulai dari detail komponen metal yang melindungi tiap sudut peti, material kanvas dan kulit dengan ketahanan tinggi, corak dekoratif, dan malletage yaitu lapisan garis-garis pembatas agar isi peti tetap pada posisinya.

Selanjutnya di "Journeys Around The World", menampilkan solusi-solusi yang dibuat Louis Vuitton dalam mengembangkan desain peti kemas yang mudah diangkut kendaraan bermotor. Ia juga menciptakan koper dan aksesoris bermaterial ringan supaya fleksibel dan bermuatan optimum untuk berkeliling dunia. 

Di bagian "Elegance in Motion" menyuguhkan bagaimana sang perancang mengembangkan seni mengepak ke arah produk lifestyle. Pengunjung dapat melihat kotak penyimpanan kosmetik, perhiasan, kotak bunga, kotak minuman beralkohol dan akesoris lainnya. Pembuatan tas juga dimulai pada masa ini karena permintaan spesifik klien.

Pipa rokok LV dari kayu, tahun 1908. Sumber: Dok. Pribadi
Pipa rokok LV dari kayu, tahun 1908. Sumber: Dok. Pribadi
"Icon of The House" menyajikan kreasi Louis Vuitton yang paling dikenang sepanjang masa dan produk yang wajib dimiliki pelanggan. Karya-karya yang ditampilkan di bagian ini merupakan desain ikonik yang merepresentasikan tantangan di setiap zaman yang berhasil dijawab melalui kreasi rumah modenya.

Koleksi LV Alma dalam berbagai model. Sumber: Dok. Pribadi
Koleksi LV Alma dalam berbagai model. Sumber: Dok. Pribadi
Perhatian dunia yang tertuju mantap pada karya elegan Louis Vuitton, membuat rumah mode ini juga tak segan berkolaborasi dengan seniman mancanegara. Beberapa di antaranya Stephen Sprouse dari Amerika, Takashi Murakami dari Jepang, dan Eko Nugroho dari Indonesia untuk koleksi musim gugur 2013-2014 yang lalu.

Sebagai atraksi penutup, pengunjung akan masuk dalam ruang display kreatif yang menampilkan peti kemas Louis Vuitton berhias gambar digital bergerak yang penuh cerita. Bersiaplah tersihir dengan pertujukan visual yang super sensasional!

Oiya, setelah dari ruangan ini jangan pulang dulu sebab pengunjung akan diberikan souvenir berupa kartu pos bergambar LV yang dapat dijadikan koleksi cantik.

Penulis di ruang display visual LV Trunk. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di ruang display visual LV Trunk. Sumber: Dok. Pribadi
Penasaran seperti apa perjalanan rumah mode legendaris ini? Mari berkunjung ke pameran eksklusif Louis Vuitton (LV) yang bertajuk "Time Capsule". 

Pameran apik ini tidak dipungut biaya dan terbuka untuk umum mulai tanggal 23 Oktober -- 11 November 2018, pukul 10.00-22.00, di Senayan City, Jakarta Selatan. Pula kunjungi pop-up store untuk melihat rangkaian produk LV terkini yang sedang dipasarkan.

Penulis di LV Pop Up Store, Senayan City. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di LV Pop Up Store, Senayan City. Sumber: Dok. Pribadi
Selamat menikmati sensasi menembus waktu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun