Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Bangsa dengan Semangat Wirausaha

16 Februari 2018   09:00 Diperbarui: 16 Februari 2018   13:57 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat di hari kasih sayang 14 Februari 2018, acara Artpreneur Talk bertajuk "Converting Millenials Into New Brand Lovers" dilaksanakan semarak di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta. Seminar ini diadakan oleh Ciputra yang bekerjasama dengan Bisnis Indonesia.

Pembicara dari kalangan wirausaha muda dan praktisi bisnis profesional hadir di kesempatan ini. Adapun perusahaan yang berpartisipasi, adalah Tokopedia, Hakuhodo, Famous. ID Network, Go-Jek, Unilever, IDN Media, The Goods Dept, Nike, LINE, Burgreens, dan rumah mode Indonesia Danjyo Hiyoji. Seminar ini bertujuan untuk berbagi kiat pemasaran produk/ jasa ke generasi milenial yang sedang menjadi primadona target pasar.

Generasi milenial tengah disorot sebagai target pasar potensial tak hanya di Indonesia namun juga secara global. Dengan demikian, memahami apa yang menjadi kebutuhan, dan keinginan mereka serta bagaimana cara menjual produk/jasa yang membuat milenial tertarik penting diketahui oleh pemasar dan pemilik usaha.

Lalu, siapakah milenial? Mereka adalah generasi yang lahir di tahun 1980 - pertengahan 90an. Singkat kata, mereka kini berusia 23-37 tahun alias para muda-mudi yang sedang giat bekerja, berkarya, dan fasih teknologi. Bila melihat berbagai sumber, rentang usia milenial diungkapkan berbeda-beda. Namun intinya, kelompok ini adalah generasi produktif masa sekarang.

Peluang menggarap pasar milenial tak hanya menjadi milik pemasar dari perusahaan global. Kesempatan ini pun juga merupakan 'panggilan' bagi para wirausaha (entrepreneur) muda yang kreatif, inovatif, dan penuh semangat untuk berpartisipasi dalam membangun masa depan perekonomian Indonesia.

Pada acara ini disampaikan mengenai 3 cara seseorang bisa memiliki keterampilan wirausaha. Pertama, adalah faktor keluarga yang memang telah menjalankan profesi tersebut sehingga biasa dilakukan turun-temurun. Kedua, seorang wirausaha dapat diciptakan karena lingkungan yang menginspirasinya meskipun tidak datang dari keluarga pengusaha. Terakhir, wirausaha tercipta dari proses pendidikan dan latihan.

Ir. Ciputra Membuka Artpreneur Talk 2018 (14/02/2018). Sumber : Dok. Pribadi
Ir. Ciputra Membuka Artpreneur Talk 2018 (14/02/2018). Sumber : Dok. Pribadi
Menghasilkan insan wirausaha baru yang cemerlang dan berperan aktif dalam pembangunan ekonomi bangsa merupakan salah satu visi misi dari grup usaha Ciputra. Visi misi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan intitusi pendidikan publik  (sekolah dan universitas) yang senantiasa mengajarkan kurikulum kewirausahaan bagi para siswa-siswinya.

Pada momen ini, wirausaha muda diharapkan dapat mengambil peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru dengan berbagai inovasi yang didukung pemanfaat teknologi informasi. 

Bagi yang sudah senior, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Boleh saja menjadi karyawan, namun ingat menjadi karyawan ada usia pensiunnya. Sementara seseorang yang memiliki keterampilan wirausaha dapat melakukan usaha seumur hidup tanpa ada kata pensiun!

"Membangun usaha bukan hanya perkara cari modal saja. Tetapi merupakan sarana untuk menciptakan nilai -nilai yang bermanfaat dari sebuah produk maupun jasa kepada publik," ujar William Tanuwijaya, pendiri Tokopedia.

Mengenal milenial lebih jauh, ternyata di dalam kelompok ini terdapat perbedaan karakter. "Milenial yang lahir di tahun 80an memanfaatkan media digital untuk memperlihatkan sisi diri yang terbaik dan juga bersifat sebagai kurator, misalnya memiliki album foto digital. Lain dengan yang kelahiran 90an, mereka lebih ekspresif, impulsif, posting real time adalah penting tidak ada kata nanti," ujar Farhana E. Devi Attamimi, Executive Director of Strategy of Hakuhodo Network Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun