Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Cinta Pertama Membunuh Jane

5 Desember 2022   04:51 Diperbarui: 5 Desember 2022   04:59 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Publishers Clearing dari Pinterest

Aku tiba di asrama dengan perasaan lelah. Polisi-polisi itu benar-benar menguras energiku. Aku harus mengingat dan menceritakan persahabatanku dengan Jane dari awal, bahkan sekarang mereka meminta bukti yang mengarahkan Tom sebagai pelaku pembunuhan.

Dan seperti yang bisa diduga, penjaga asrama dan teman-teman segera memberondongku dengan pertanyaan pula.

"Bagaimana?"

"Kenapa lama sekali mereka membawamu?" 

"Siapa pembunuh Jane sebenarnya?"

Aku hanya bisa mengedikkan bahu tanda kepasrahan. Aku ingin mandi air hangat dan minum segelas cokelat panas. Itu jauh lebih baik ketimbang interogasi jilid dua.

Selesai mandi, aku kelaparan lalu memutuskan membuat mi rebus. Tapi kemudian aku tersadar polisi akan segera memeriksa barang-barang pribadi milik Jane. 

Aku pun melompat dari kursiku. Kira-kira apakah Jane menyimpan sesuatu yang dapat dijadikan barang bukti atas kasus kematiannya?

Aku menggeledah rak buku, serta merusak lemari pakaiannya dengan perkakas. Hanya ada baju-baju dan jaket yang tidak tersusun rapi. Ada sepatu roda di kolong tempat tidur, dan... tentu saja laptop. Astaga, aku benar-benar melupakannya!

Bagus. Tidak ada kata sandi yang diminta.

Aku membuka satu demi satu file di sana. Ada banyak foto-foto Jane dan keluarganya. Dan hanya dua foto bersama Tom, pacarnya. Tapi kenapa?

Aku terus membuka dokumen milik Jane dengan perasaan setengah bersalah. Maafkan aku, Jane. Aku melakukannya tanpa izin. Tapi polisi-polisi itu memerlukan bantuanku.

Nah, coba lihat! Sebuah diary...

November 12th

Saat ini aku begitu bimbang, sedih, dan juga kecewa. Tapi aku terlanjur memuji-muji Tom di depan Jassy. Ternyata dia pria dewasa yang payah. Dia berusaha menggodaku malam itu.

November 27th

Tom menciumku, dan mulai nakal dengan tangannya. Bagaimana caranya mengatakan hal ini pada sahabat sekamarku? Aku ingin mengakhiri hubunganku tetapi Tom mengancam akan membunuhku. Oh, Tuhan!

December 3rd

Aku menyesal telah mengelabui penjaga asrama. Selalu rela memanjat plafon namun faktanya Tom adalah pria pencemburu. Dia berusaha memiliki apa yang bukan menjadi haknya. Kuharap kami segera putus, ya Tuhan....

*

Setiap nyawa, pasti berharga. Dan kematian Jane telah membuka kesadaranku tentang cinta pertama yang membabi-buta.

Meski aku tak mendapat izin untuk memasuki ruang sidang, namun aku puas dengan keputusan hakim. 

Tom dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan dengan pelecehan seksual terhadap Jane. Hasil visum dan ancaman membunuh yang tertulis dalam laptop pribadi Jane membawanya pada hukuman yang pantas.

Aku beranjak meninggalkan area pemakaman. Selamat tinggal, Jane. Semoga arwahmu tenang di sana.

***

Kota Kayu, 5 Desember 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun