Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Bernama Aiseta

10 November 2022   05:09 Diperbarui: 10 November 2022   05:10 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ladyinlondon.com

Tapi wanita itu begitu nekat membawa kantong tidurnya. Dia berharap bisa menemuiku begitu aku membuka pintu. Bahkan sampai aku harus tinggal beberapa hari di toko milik temanku.

Saat itu aku belum menyadari dia seperti tokoh gelap yang pernah kutulis beberapa waktu sebelumnya. Sebelum aku beralih untuk menilai wanita dari sisi keibuannya.

Aiseta tampak menangis dengan linangan air mata. Suaranya memecah keheningan malam. Semua yang berada di ruangan rumah sakit ikut merasakan kepiluan hatinya.

Setelah tahun-tahun yang panjang mereka menantikan kehadiran seorang bayi perempuan, kini suaminya justru meninggalkan anak balita itu bersamanya. 

Tahun itu menjadi sangat kelam bagi Aiseta. Dia bukan hanya kehilangan ibunya di bulan yang sama, tetapi juga suaminya. 

Untunglah di tengah-tengah kehancuran batinnya, dia masih bisa bersikap waras. Dia menerima saran Nyonya Hoshiko untuk menyewa salah satu kios lokal di Nakazaki. Tetapi akhirnya sandiwara ini terbongkar juga. 

Aiseta sangat marah kepadaku, mengira aku telah membeli nyawa suaminya dengan sejumlah uang. Berpura-pura tak tahu tentang masalah ini, padahal kios itu sengaja kusediakan untuk dia mencari nafkah.

"Selamat pagi, Tuan Okonama. Mohon maafkan karena aku menunggu Anda di sini."

Aku terperanjat ketika sampai di pintu. Apa yang dilakukan Aiseta sepagi ini di sini?

"Di luar sangat dingin. Silahkan beristirahat di dalam."

Entah berapa banyak waktu yang kubutuhkan. Sejak istriku meninggal tahun lalu, aku semakin terbiasa mengerjakan urusan rumah sendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun