Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Minggu yang Terlalu Panjang

28 Juli 2022   09:43 Diperbarui: 28 Juli 2022   09:48 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

It's been a long week. Tetapi para suami mungkin tak bisa memahami. Mereka lebih senang berada jauh dari istri yang bersalah, ngopi-ngopi bareng teman lama, teman kerja, atau wanita lain sekalipun.

Luna gelisah. Sedikitpun dia tak berhasil memejamkan mata. Berkali-kali dia cek handphone, belum satu pun chat dari suaminya membalas kata-kata maafnya.

Baca juga: Aku Nyaman Sendiri

Para suami mungkin makhluk perfeksionis seperti dirinya. Menemukan kesalahan yang dilakukan seorang istri, seperti menemukan noda susu cokelat pada kemeja puth. Terpaksa waktu itu Luna membeli seragam kerja yang baru.

Dia akhirnya bangkit dari kasur, duduk di tepinya, lalu menuang segelas air putih dari dalam botol. 

Luna meminumnya sampai gelasnya tandas, berharap irama jantungnya bisa sedikit bersemangat, sebab dia tak boleh ikut-ikutan menyalahkan diri sendiri.

Pernikahannya dengan suaminya, baru berjalan hampir dua tahun, dan Luna masih sangat muda untuk menjadi seorang ibu. Dia tak mau menyia-nyiakan karirnya yang mulai menanjak meskipun dia setuju untuk berumah tangga.

Setiap orang mempunyai pandangan berbeda tentang konsep pernikahan. Itu alasan Luna. Lagipula tidak ada kesepakatan sebelumnya mereka akan langsung memiliki momongan atau Luna boleh menundanya diam-diam.

Di hari-hari terakhir menjelang akad nikah dilangsungkan, tiba-tiba terlintas pikiran bahwa hidupnya akan segera berubah seratus delapan puluh derajat nantinya. 

Pernikahan bukan lagi tentang menyatukan cinta yang tidak direstui salah satu orang tua, tetapi sebuah tanggung jawab yang belum tentu seratus persen dirasa siap.

Luna mengarahkan pandangannya menembus pintu kaca menuju balkon kamarnya. Dia berjalan mendekat tanpa bermaksud membukanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun