Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan Biru dalam Pelukan

24 Agustus 2021   07:39 Diperbarui: 24 Agustus 2021   07:41 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bulan biru dalam pelukan (foto via kompas.com)

Yang ditanya tak membuka mata, terus saja berlagak tidur di pangkuan wanita itu.

"Haa?? Bujuran kah? Kada bedusta kah, Sus? Bujuran anakku di rumah sakit?"

"Ya, ya bujur. Ngarannya Halimah, 21 tahun. Ya, Tinggalnya Kota Baru. Tapi aku di Samarinda. Anakku umpat lakinya."

"Ya, mana minantuku? Ya, Saiful."

"Saiful, kenapa Halimah? Garing apa sampai di rumah sakit?"

Wanita itu tak peduli bulan biru tengah menyinari wajahnya. Atau kesunyian malam akan merekam seluruh kejadian ini.

Si Bungas melotot bangun dan menegakkan telinga. Cepat ia melompat turun dan sembunyi di bawah meja. Diawasinya wanita itu menangis sejadi-jadinya. Dihempaskannya ponsel jadul itu, begitu mendengar sendiri dari menantunya.

Beberapa tetangga yang sedang lelap dalam dunia mimpi, bergegas datang untuk melihat keadaannya. 

"Anakku meninggal, anakku meninggal, si Halimah..."

Satu dua orang terhenyak kaget, lalu membaca zikir menyabarkan hati.

"Jar sapa, Cil? Meninggal kenapa, Halimah? Bujuran kah, ini?" [Informasi dari siapa, Bu? Halimah meninggal kenapa? Serius kah, ini?]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun