Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mural yang Efektif, Perhatikan Unsur Moral

20 Agustus 2021   06:30 Diperbarui: 20 Agustus 2021   06:56 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mural di beberapa daerah, saat ini kedudukannya menjadi viral. Seni gambar pada dinding ini, mengalami penghapusan oleh pemerintah. Apakah karena tak memperhatikan unsur moral?

Adab atau moral, berada di atas ilmu. Apalagi jika menyangkut nama baik seseorang, kita harus menjaga berbagai kemungkinan.

"Bermain" media sosial, jika tak bijaksana, juga akan mendapatkan risiko yang tidak diinginkan. Cuitan di media twitter, misalnya, jangan disikapi sama dengan burung yang bebas berkicau apa saja.

Bagaimana dengan seni gambar di dinding, mural?

Saya percaya ia menjadi salah satu cara menyampaikan aspirasi. Atau dengan kata lain, seni untuk kritik. Bahkan untuk menyampaikan himbauan serta ajakan positip bagi masyarakat.

Mural, yang berasal dari bahasa latin “Murus” yang berarti dinding; diartikan sebagai upaya menggambar/ melukis pada media dinding, tembok atau media luas lainnya, secara permanen.

Hal ini sebenarnya sudah terjadi sejak zaman prasejarah. Bahan yang digunakan saat itu adalah getah dari buah-buahan tertentu.

Tetapi jangan lupa, menggambar atau melukis dilakukan untuk mencapai nilai keindahan. Aktivitas ini jelas melibatkan unsur rasa serta intuisi.

Tentu, sebagai media kritik terhadap pemerintah, mural juga harus memiliki etika dan moral. Memperhatikan etika kesopanan di masyarakat, serta harga diri tokoh yang diberi kritikan.

Merdeka berbicara dan berpendapat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun