Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Adilkah Menjaga Cucu Semasa Pensiun?

11 Agustus 2021   08:07 Diperbarui: 11 Agustus 2021   12:00 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjaga cucu semasa pensiun (Gambar dari Sea Murphy via Kompas.com)

Jika pertanyaan ini dihadapkan pada saya pribadi, saya termasuk yang menjawab: tidak setuju. Bagi saya, tidaklah adil jika masa pensiun harus dibebankan urusan menjaga cucu yang masih balita tanpa adanya tenaga baby sitter.

Memaknai pensiun sebagai masa istirahat

Jika pesawat yang bisa terbang ke ujung dunia saja akan mengalami masa tidak laik terbang, apalah lagi diri seorang manusia yang mempunyai batas kemampuan. Semakin ke sini, tentunya daya tahan, ketangkasan, keluwesan, dan tenaga tentu kian berkurang.

Di sisi lain, balita yang sedang dalam masa emas, akan aktif melakukan eksplorasi atas kemampuan dirinya. Aktif bergerak, lincah dan penuh semangat, tidak dapat diartikan nakal atau hiperaktif. Tidak dapat pula, menjaga balita yang demikian dengan menempatkan dalam satu ruang tamu dengan pintu dikunci. Idealnya, mereka memerlukan ruang untuk bergerak, berlarian, berpindah dan melatih seluruh kebutuhan motoriknya.

Tetangga saya, Nyonya A adalah pensiunan guru dan suaminya mantan waka DEPAG. Setelah kelahiran cucu pertamanya, untuk alasan sang menantu perempuan dapat bahu-membahu dengan sang suami untuk segera membangun rumah; Nyonya A dan suami rela menjaga sang cucu sampai waktu magrib. 

Saat sang cucu sudah berusia satu tahun, sang kakek yang seorang imam masjid, membawa serta cucunya sholat berjamaah. 

Kini cucu tersebut sudah berusia lima tahun dan mempunyai adik perempuan bernama Maryam. 

Rumah orang tua kedua balita, sudah selesai dibangun. Namun peran mengasuh dan merawat kedua cucu, tidaklah berhenti.

Beruntung saja, jika sang ayah libur bekerja pada hari minggu atau tanggal merah lainnya, Maryam yang sudah berusia satu tahun, diawasi sang ayah selama di masjid. Sementara sang kakek mengawasi abangnya.

Contoh kedua, sebut saja Nyonya B. Ia adalah guru Matematika sebuah SMK dan sang suami adalah mantan KKM sebuah kapal laut milik asing yang sekarang sedang dalam masa tidak boleh aktif (pensiun). Keduanya juga dengan senang hati menjaga kedua cucu yang masih balita dan belum masuk play group.

Ibu dari kedua balita, bekerja dari pagi sampai sore sebagai marketing sebuah showroom mobil. Sementara sang menantu laki-laki adalah seorang jaksa di luar pulau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun