Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Mawar Berdaun Pandan

8 Juli 2021   19:10 Diperbarui: 8 Juli 2021   19:13 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Wahyu Sapta Rini

Aku adalah mawar yang dielu-elukan, sebagai pujaan insan bercinta. Dijadikan simbol perasaan mengagumi dan menyayangi. 

Aku tumbuh di taman yang tak luput dari pengawasan. Bahkan badai tak berani mencumbu.

Senja bagiku adalah saat paling mesra. Saat langit memerah tembaga, senyum wanita terukir. Datang dengan sepercik air, membasahi daun-daunku layu.

Aku adalah mawar yang dititahkan. Mengharumi jambangan kristal para dewi khayangan. Seribu kecantikan telah menjadi janji sepanjang hidup.

Tapi lihatlah di kebun kecil ini, di antara bunga-bunga lain yang menemani.

Dialah sang pandan, tumbuh di sisi menaungi. Menambah harum bagai taman surgawi.

Dialah simbol perjuangan yang tak disadari. Menguar wangi setelah disobek lagi dan lagi. Tak peduli dirinya terluka tersakiti.

Helai demi helai bermunculan, yang muda menggantikan yang tua. Pandan tetap hijau memberi arti. 

Aku mawar berdaun pandan, bagai kekasih berpasangan.

Mungkin esok atau lusa, wanita datang memetik pandan, maka petik juga aku. Percayalah kami slalu saling setia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun