Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Membantu Remaja agar Selalu Bahagia

10 Mei 2021   08:48 Diperbarui: 11 Mei 2021   15:05 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahagia. Sumber: Kompas.com

Di sinilah peran saya sebagai ibu diharapkan. Saya harus melindungi perasaan si sulung yang mulai terluka oleh orang dewasa. Saya perlu mengubah kecemasan di hatinya menjadi sebuah ketenangan. Biar bagaimana, ia sedang bertumbuh saat ini.

Sumber gambar: via idntimes.com
Sumber gambar: via idntimes.com

Mengapa kita perlu menyelamatkan mental remaja dari kesedihan?

Jangan lupa bahwa usia remaja adalah masa yang banyak menentukan. Ia bisa menjadi putih, dan juga bisa menjadi hitam, bermula dari kehidupan di masa remajanya.

Di fase ini, remaja tengah berkembang sifat-sifat kemandiriannya. Untuk itu, remaja memerlukan privasi dan kepercayaan orang dewasa. Adalah salah bila remaja selalu dikuntit dari belakang, diperiksa apalagi dicurigai. 

Cara yang bijaksana adalah dengan mengajak ngobrol layaknya dua orang sahabat. Ingat, remaja bukan balita yang masih perlu digandeng dan dituntun agar tidak terjatuh di jalan.

Kewajiban orang tua hanya sebatas menjadi pengawas. Itu pun tidak dilakukan dari jarak dekat. Lalu menyediakan fasilitas untuk mendukung kemajuannya berprestasi. Selebihnya adalah arahan serta support dari belakang yang kita kenal dengan tut wuri handayani.

Sumber gambar: images.bisnis-cdn.com
Sumber gambar: images.bisnis-cdn.com

Ada beberapa hal yang mempengaruhi stabilitas mental remaja, dan diharapkan orang tua tidak abai akan hal ini, yaitu:

1. Kesedihan, yang tentunya dapat mengurangi semangat berprestasi. Bisa disebabkan karena menyaksikan atau mendengar hal-hal yang tidak baik. Contoh: menyaksikan perceraian kedua orang tua, atau kehilangan sosok yang dicintai (ayahnya meninggal).

2. Kegagalan, yang bisa saja terjadi saat usianya masih belia. Gagal dalam ujian sekolah misalnya, atau gagal dalam sebuah kompetisi. Bila remaja tidak pandai mengelola suasana hatinya, ia bisa menjadi patah hati bahkan depresi.

3. Cemoohan/bullying, biasanya dilontarkan oleh orang di luar rumah. Hinaan atau ejekan bisa menyasar pada bentuk fisik, status ekonomi orang tua, maupun kemampuannya berpikir di bawah rata-rata. Cepat atau lambat, rasa percaya diri dan kebahagiaan remaja pun akan terusik karenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun