Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Baik-baik Saja

27 April 2021   08:42 Diperbarui: 27 April 2021   10:30 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tug boat di pelabuhan Palaran (dokpri)

Foto pertama, adalah foto pernikahanku tiga tahun lalu. Aku beruntung saat itu ayah mendapatkan cuti kerja. Ayah pula yang menikahkan langsung dengan suamiku, Mas Cakra. Tak indah rasanya hidup ini, jika saat itu ayah juga tak berkesempatan hadir. Pernikahan adalah moment istimewa, sekali seumur hidup.

Pada foto kedua juga ada ayah. Saat itu Alit berusia satu tahun. Ayah, bunda, aku, Tyo, dan Mas Cakra yang menggendong Alit, berfoto dalam satu frame. Ayah telah menjadi kakek sekarang. Dan aku juga sudah lebih dewasa pastinya. 

Aku sudah tak cengeng seperti dulu. Tak terluka dengan pekerjaan ayah. Aku sudah memahami tugas ayah begitu mulia. Tug boat yang dipimpinnya bertugas sebagai penyelamat kapal-kapal besar yang melalui jalur berbahaya. Dan bukankah sudah ada Mas Cakra yang menjagaku sekarang.

Setahun belakangan ayah berpindah kapal. Ia direkrut bersama beberapa lainnya, bertugas pada kapal selam. Ayah suka semua misi kerjanya. Ayah mengatakan laut adalah hidupnya. Ia akan mengabdi sampai masa pensiun atau gugur.

Ah, tiba-tiba saja bulir mataku menetes. Ayah adalah pekerja. Kata ayah bekerja adalah ibadah. Maka bekerja harus dengan sebaik-baiknya. Tak boleh berkhianat.

Nah, ini adalah foto ketiga. Di dalamnya ada aku...

Seketika ponsel di meja melengkingkan nada dering. Aku agak kaget. Tapi tampaknya ini bukan alarm tanda berbuka. Ini adalah panggilan telepon.

"Haloo..."

"Iya, saya anaknya."

"Apa??"

Telepon kumatikan. Aku terduduk di sofa ruang tamu. Sendi-sendiku ngilu. Aliran darahku seperti macet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun