Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Baik-baik Saja

27 April 2021   08:42 Diperbarui: 27 April 2021   10:30 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tug boat di pelabuhan Palaran (dokpri)

***

Lima tahun kemudian.

Suasana sore begitu sepi. Sudah dua hari aku tak masuk kerja. Alit, putra pertamaku sedang sakit. Aku berusaha menemaninya meski Alit punya pengasuh.

Sambil menunggu waktu berbuka puasa dan menunggu Alit bangun, aku berjalan-jalan di dalam rumah. Berusaha mengusir kegalauan yang tiba-tiba hadir.

Aku menatapi satu per satu bingkai di dinding. Yang berukuran tidak terlalu besar, terpampang di ruang tengah. 

Bingkai pertama adalah foto pernikahan ayah dengan bunda. Waktu itu wajah ayah masih unyu. Juga masih kurusan. Ayah tampak asing dengan jas krim berkilau. Sedang bunda memakai gaun seloyor putih.

Bingkai kedua, foto Ayah menggendong bayi kecil di tangannya. Bayi itu adalah aku. Ayah kelihatan tampan sekali dengan seragam angkatan laut yang putih bersih. Senyumnya menyiratkan kebahagiaan.

Bingkai ketiga adalah foto keluarga. Saat itu Tyo baru lahir. Ayah yang menggandong. Sedang aku yang masih sekitar empat tahun, berdiri di depan bunda. Ayah dan bunda duduk bersebelahan. Foto ini bernuansa putih, dan ayah mengenakan seragam kelautan.

Masih ada tiga foto lagi, sengaja diletakkan di ruang tamu. Kata ayah ini adalah kisah terbaru keluarga kita. Kisah lama sengaja diletakkan di dalam. Ayah ada-ada saja.

Aku berjalan ke ruang tamu. Selintas aku mencium wangi. Aku yakin ini wangi melati. Mungkin tanaman melati di halaman sedang mekar. Dan angin sore mengantarkannya sampai ke dalam rumah. Tapi...., bukankah jendela dan pintu tertutup rapat?

Aku menekan saklar lampu, lalu mengamati foto-foto di dinding ruang tamu bernuansa kuning pucat. Tampak serasi dengan warna emas pada bingkai berukuran lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun