Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Saat Pandemi, Bedanya dengan Tahun Lalu

14 April 2021   09:25 Diperbarui: 14 April 2021   10:32 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesjid Islamic Centre (dokpri)

Usaha saya tak membuahkan hasil. Bahkan setelah saya memberikan beberapa obat dan Kaik membantu membuang lendir di hidung ayam. Setiap hari ada saja ayam yang mati, dan yang sehat menunjukkan gejala sakit.

Akhirnya, saya berpikir untuk memberanikan diri. Sangat sayang bila ayam-ayam tersebut mati sia-sia. Saya pun menyusun di kepala, bagaimana kira-kira teknik menyembelih ayam? Sempat mencari referensi juga, apakah wanita boleh menyembelih ayam dalam Islam?

Setelah mantap dan yakin, saya pun berbicara kepada si sulung (13 tahun) yang juga perempuan, ahahaa. 

Ia mempunyai sifat mudah geli dan cepat merasa jijik. Memegang ikan yang baru dibeli dari pasar saja, ia tak mau.  Nah, inilah kesempatan saya merubah sifat tersebut.

Hanya butuh lima menit untuk menjelaskan dan meyakinkan si kakak. Selanjutnya kami pergi ke kebun belakang dengan membawa pisau yang sudah diasah dan seekor ayam yang mulai kelihatan loyo.

Satu ekor, dua ekor, akhirnya lima ekor dalam seminggu, kerja saya adalah menyembelih ayam dan mencabuti bulunya bersama dengan si kakak dan adiknya (kecuali si bungsu yang baru empat tahun, kebagian tugas melihat saja, hehee).

Saya pun mengolahnya menjadi beberapa masakan. Yang pertama soto ayam, bubur ayam, ayam kari dan ayam goreng. Ternyata, daging ayam bangkok lebih gurih dan padat dari ayam potong. 

Kaik sempat berpesan, daging ayam yang sakit akan berwarna merah, sebaiknya batal dikonsumsi. Berhubung daging ayam sesudah disembelih tidak ada yang kemerahan, melainkan kekuningan seperti biasa, saya pun merasa aman.

Karena stok daging ayam melimpah, saya pun tidak menyembelih lagi. Kewalahan mencabut bulu ayam selama seminggu. 

Selanjutnya, ayam yang tidak tertolong dan mati, saya kuburkan dengan ditutup plastik pada bagian atas. Cara ini agar anjing liar yang biasa berkeliaran di tengah malam, tidak mengendus bau lalu membongkar dan menghambur-hambur bangkai ayam. Petunjuk Abah ini berhasil.

Saat Abah pulang, saya mencurahkan semua pengalaman dan kesulitan. Abah pun tersenyum dan menghibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun