Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cita-cita R.A. Kartini, Cahaya bagi Kaumnya di Masa Kini

3 April 2021   08:20 Diperbarui: 3 April 2021   08:22 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: cdn-2.static.net

Setiap tahunnya, perayaan hari Kartini bergaung di seantero negeri. Tujuannya agar jasa dan perjuangan pahlawan wanita Jepara tersebut tidak sia-sia. 

Semangat untuk terus maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, terus berkobar. Sangat tidak adil jika karena masalah gender, kaum perempuan menjadi terpinggirkan. Selama bidang yang disasar mampu dilakukan, hayuk silahkan. 

Ingin menjadi dokter perempuan, diplomat, kepala daerah, anggota dewan, pendidik dan seterusnya. Semua lini boleh melibatkan kaum hawa. Tidak ada larangan seperti pada era Kartini. Kesempatan terbuka lebar bersama dengan kaum laki-laki.

Pada pencapaian sebesar ini, maka merugilah perempuan-perempuan di luar sana yang justru menciptakan "batas" untuk dirinya sendiri. Enggan untuk melanjutkan pendidikan dan memilih bekerja seadanya. Lalu pada gilirannya akan menjadi korban perampingan karyawan. 

Atau perempuan-perempuan yang berpikir praktis untuk hidupnya. Menempuh jalan pintas untuk menikmati kesenangan dunia. Menjadi palaku dalam kehidupan malam sebagai wanita-wanita penghibur. Sangat miris.

Dikatakan wanita adalah tiang negara. Jika baik wanitanya, baik pula negara tersebut. Dan kodrat sebagai seorang ibu yang suatu saat mesti disandangnya, menjadikan perempuan sebagai madrasatun awwalun bagi anak-anaknya, tunas-tunas bangsa. 

Pendidik pertama bagi generasi penerus yang mengajarkan mulai dari hal paling sederhana, sampai prinsip hidup yang bermartabat.

Peran seperti ini yang saya sadari betul, ketika saya mulai menjadi ibu sejak kelahiran putri pertama saya, 5 Desember. 

Ada tanggal 22 tidak jauh setelahnya, masih di bulan yang sama. Momentum hari ibu, selalu menjadi buku evaluasi saya dari tahun ke tahun, sudahkah saya menjadi ibu yang terbaik? Kalau belum, monggo, saya harus memperbaiki "angka merah"nya.

Kedengaran tidak biasa, tetapi demikianlah saya mengartikan kodrat yang saya miliki. Dengan harapan cita-cita dan perjuangan R.A. Kartini dapat terus hidup dan tidak menjadi sia-sia. Bukankah saya bangga, memiliki pahlawan wanita seperti R.A. Kartini??

Demikian, salam hangat untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun