Namaku Sukma. Berkulit putih, bertubuh mungil padat berisi, dan punya sepasang lesung pipi.Â
Aku baru saja hadir di hatimu, mengisi hari-harimu, dan selalu di dekatmu.
Aku tak marah, saat kudengar kau sudah punya kekasih, lima tahun ini. Tapi aku sedikit cemburu, saat mereka juga bilang kau sayang padanya.
Nama wanita itu Ketut Hartini. Berkulit gelap, tubuhnya bongsor, dan beberapa tahun lebih tua darimu.
Suatu hari aku sengaja bertanya padamu, mengapa dulu kalian jadian. Mengapa kau memilih dia, sementara banyak gadis kau acuhkan.
Antara perasaan senang, dan juga ingin menangis.Â
Senang karena tau kau tak jatuh cinta padanya, melainkan karena ingin menyenangkan hatinya.
"Dia yang merawat saya selama operasi ginjal, dia yang selalu datang dan menemani. Dia datang membawa makanan, dia menandatangani surat persetujuan, mengambil obat, sampai mengurus cuti saya si kantor..."
Ohh! Andaikan saja aku datang lebih awal dan menjadi malaikat tak bersayap-mu, akupun akan melakukan hal yang sama untuk mendapatkan perhatianmu. Bukan hanya itu. Cinta, tapi cinta tulusmu.
Aku memejam mata. Aku menjadi yang kedua, apakah aku rela?