Bulan Ramadan merupakan bulan yang selalu dinanti umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, penyambutan bulan Ramadan selalu meriah, diawali dengan sidang isbat penentuan awal puasa, yang selalu ditonton oleh masyarakat Indonesia dengan antusias.
Penyambutan Ramadan selalu meriah dengan kegembiraan masyarakat, bahkan tidak hanya umat muslim, non-muslim pun ikut memeriahkan Ramadan dengan memburu takjil. Tentunya, fenomena seperti ini membuktikan bahwa Ramadan bukan saja menyatukan perbedaan. Namun, juga bulan keberkahan.
Ramadan merupakan bulan keberkahan. Di mana Allah melipatgandakan segala hal, baik pahala, juga rezeki. Mengapa demikian?
Coba kita cermati, setiap tahun ada banyak sekali orang-orang berlomba-lomba bekerja keras setiap harinya, mengumpulkan uang, hanya untuk menghabiskannya dalam satu bulan, yaitu Ramadan dan Lebaran.
Entah mengapa, meski dihantam badai krisis ekonomi sekali pun. Jika bulan Ramadan tiba, segala sesuatu tampak diberi kemudahan. Mudah dalam membelanjakan uang untuk membeli takjil, mudah untuk berbelanja baju lebaran, mudah untuk mudik ke kampung halaman, membayar zakat, dan lain-lain.
Ini membuktikan, bahwa Allah Swt. Melipatgandakan rezeki pada setiap insan di bulan Ramadan.Khususnya, pejuang UMKM.
Pernah tidak kamu mencermati? Setiap tahunnya, jika Ramadan datang, bazar UMKM Takjil dan Pasar Ramadan selalu penuh dengan daya minat masyarakat yang tinggi.
Para penjual takjil mendapatkan ladang rezeki yang melimpah ruah karena keberkahan Ramadan. Ramadan menjadi bulan rezeki bagi UMKM kecil, yang turut andil dalam memeriahkan peningkatan ekonomi, khususnya di bidang ekonomi syariah.
Dalam ekonomi syariah, membelanjakan harta dalam hal kebaikan adalah sunnah. Islam bahkan menganjurkan umat muslim untuk membeli takjil. Namun, jangan berlebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai segala hal yang berlebih. Dalam Al-Quran telah jelas Allah Swt. berfirman: