Mohon tunggu...
Wahyu Hidayati
Wahyu Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - w_ayu_hidayati

Dosen Fakultas Farmasi Dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA). Alumni Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (Sarjana) Dan alumni Program Magister Ilmu Biomedik, FKUI. Saat ini sedang menempuh studi Program Doktor Ilmu Biomedik, FKUI.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Keluargaku Alumni Covid-19 (Part 1): Anakku Positif

21 November 2020   07:00 Diperbarui: 22 November 2020   18:59 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Andre Santana dari Pixabay

Dan saat pengambilan sampel petugas hanya menginstruksikan untuk membuka mulut dan mengeluarkan suara A agar petugas dapat mengambil sampel. Untuk daerah hidung, petugas hanya menginstruksikan kita untuk menahan nafas beberapa menit. 

Taddaaa..... sampel pun didapatkan. Setelah sampel diperoleh, kedua cotton bud tersebut dimasukka ke dalam tabung yang telah diberi nama kita.

Tahap selanjutnya bagi petugas adalah memeriksa sampel tersebut dengan menggunakan teknik Real-Time PCR (RT-PCR atau qRT-PCR). Sementara kita yang diperiksa hanya menunggu pihak rumah sakit mengirimkan hasil dan berdoa.

Saat itu harga pemeriksaan SWAB masih 1.250.000 bahkan lebih tergantung pihak penyedia layanan. Maka terbayang kan berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga yang memiliki gejala Covid-19 yang ingin tau mereka Covid-19 atau bukan. Terlebih jika mereka melakukan hingga 2x SWAB.

Hasil pemeriksaan pun tidak perlu ditakutkan, karena semakin cepat terdeteksi maka akan semakin cepat tertangani. Karena yang diharapkan semua orang adalah tidak ada yang sampai parah atau meninggal karena Covid-19.

Perawatan Anak selama Isolasi Mandiri di rumah

Anakku positif Covid-19...

Ini bukanlah sesuatu yang sama sekali diinginkan oleh siapa pun khususnya seorang ibu. Tidak pernah sekalipun mimpi akan merawat anak di rumah namun semua serba terpisah dan berjarak. Tapi ini yang benar benar terjadi di rumah selama masa perawatan anak kedua ku.

Anak keduaku hanya mengalami demam selama dua malam dan satu hari, tanpa ada batuk dan pilek. Sehingga kami menganggap anak kami tersebut hanya mengalami demam biasa.

Akan tetapi, ketika orang tua dan adik ku memperoleh hasil SWAB positif, kami berinisiatif melakukan SWAB dan hasilnya anak kedua ku positif juga. 

Kami tidak menyangka kalo anak kami terinfeksi virus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun