Mohon tunggu...
Ayisha Nabila Putri
Ayisha Nabila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki hobi membaca dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Generasi Anti-Bullying, Mahasiswa KKN Undip Meningkatkan Awareness Bullying terhadap Remaja

14 Agustus 2022   08:40 Diperbarui: 14 Agustus 2022   08:42 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BENDUNGAN (19/7) – Maraknya terjadi perundungan atau yang biasa disebut dengan istilah bullying yang terjadi pada pelajar di Semarang, Jawa Tengah masih menjadi sorotan. Fakta tersebut membuat mahasiswa KKN Tim II Undip Kelurahan Bendungan memiliki keinginan untuk meningkatkan kesadaran remaja akan bullying serta dampak yang ditimbulkan dari bullying. Bentuk peningkatan kesadaran akan bullying dilakukan dengan cara pemberian psikoedukasi serta booklet terhadap Karang Taruna Kelurahan Bendungan, Gajahmungkur, Semarang.

Psikoedukasi tentang bullying dan dampaknya dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran serta mengenalkan isu anti-bullying pada remaja supaya dapat lebih mengenal apa itu bullying sebenarnya. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus bullying terhadap anak-anak paling banyak dialami oleh siswa Sekolah Dasar. Anak yang terlihat lemah dan tidak akan melawan biasanya berpotensi untuk menjadi korban perundungan teman-temannya, baik dalam skala minimal hingga bentuk perundungan yang serius.

Materi-materi yang disampaikan kepada remaja karang taruna terdiri atas pengertian bullying. Bullying merupakan bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap individu atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh individu atau sekelompok orang lainnya. Selanjutnya adalah faktor penyebab bullying diantaranya adalah keluarga, sekolah, kelompok sebaya, kondisi lingkungan, tayangan televisi & media cetak. 

Bentuk bullying, yaitu physical bullying, verbal bullying, social bullying, dan cyber bullying. Selain itu ada dampak yang ditimbulkan dari perilaku bullying adalah kesakitan secara fisik dan psikologis; kepercayaan diri yang menurun; malu, trauma, merasa, dan serba salah; takut untuk melakukan interaksi sosial; adanya keinginan untuk bunuh diri pada korban bullying; rentan terhadap gangguan jiwa. Mahasiswa juga memberikan alternatif bagi remaja untuk apa yang harus dilakukan ketika remaja menghadapi peristiwa bullying di lingkungannya.

Kegiatan psikoedukasi disampaikan secara lisan dengan mempresentasikan materi menggunakan power point dan juga dibagikan booklet yang berisikan materi supaya remaja dapat lebih paham terhadap isu bullying. Saat keberlangsungan psikoedukasi, remaja terlihat lebih memahami mengenai bullying serta dampaknya terhadap korban bullying. 

Selain itu, saat diberikan psikoedukasi, remaja terlihat antusias, hal tersebut dilihat dari terdapat beberapa remaja yang bertanya ketika diadakan sesi tanya jawab. Diharapkan dengan adanya psikoedukasi remaja dapat lebih peduli dengan sesamanya dan lebih menghargai hak asasi manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun