Mohon tunggu...
Ayinorlianti
Ayinorlianti Mohon Tunggu... Guru - Guru di TK Seribu Daya

Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Huruf Menggunakan Kartu Kata dan Gelas Bekas

27 November 2022   13:00 Diperbarui: 27 November 2022   12:59 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan awal yang sangat penting untuk membangun pondasi perkembangan anak sebelum anak menginjakkan kaki ke pendidikan jenjang selanjutnya. Maka dari itu pada usia ini lah anak harus di berikan stimulus-stimulus yang sesuai dengan usia nya. Penting nya pendidikan pada anak usia dini ini di karenakan pada usia ini perkembangan fisik dan psikis anak yang meliputi perkembangan intelektual, bahasa, motorik dan sosial emosional berkembang dengan sangat pesat. Jadi, pada saat-saat ini lah pemberian stimulus-stimulus pada anak harus lebih dioptimalkan untuk tumbuh kembang nya. Perkembangan anak akan optimal apabila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.

Stimulus akan lebih optimal apabila memperhatikan dan memberikan sesuai dengan kebutuhan anak yang menyesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Tahapan perkembangan pertama pada anak yaitu sensori motorik nya, setelahnya anak akan belajar mendengarkan apa yang ada di lingkungan sekitarnya yang diberikan adalah stimulus-stimulus verbal, dimana pemberian stimulus verbal ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak. Selaras dengan tumbuh kembang anak, perbendaharaan bahasa anak juga akan meningkat baik deri segi kapasitas, kerumitan dan keluasannya. Anak usia dini mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui interaksi dengan orang yang ada di sekitar anak. Cara mengembangkan keterampilan berbicara salah satu nya yaitu dengan memperbanyak kosa kata, bisa melalui berkomunikasi, bernyanyi dan Tanya jawab.

Bahasa merupakan media yang efektif untuk menjalin komunikasi sebagai wujud dari kontak sosial dalam menyatakan gagasan atau ide-ide dan perasaan seseorang sehingga dalam mengembangkan bahasa yang bersifat ekspresif, seorang anak memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pribadi anak tersebut. Bahasa menjadi salah satu aspek yang diperhatikan dalam proses perkembangan anak. Oleh karena itu, melatih kemampuan anak untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar sejak dini menjadi kewajiban bagi lingkungan di sekitar anak tersebut agar anak mampu mengekspresikan dirinya dengan baik. Pengembangan bahasa anak akan memudahkan anak untuk mengungkapkan pikiran dan dapat berkomunikasi secara efektif. Pada anak usia 4-5 tahun indikator pencapaian perkembangan keaksaraan yang harus dikuasai adalah mengenal simbol-simbol, mengenal suara–suara hewan/benda yang ada di sekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf A-Z (Permendikbud No 137 tahun 2014). Keaksaraan awal menurut Ahmad Susanto (2011:84) adalah salah satu tahapan untuk melatih peserta didik dalam membaca dan memahami huruf satu persatu serta bunyinya, lalu mengenal suku kata, mengenal kata hingga menjadi suatu kalimat.

Untuk meningkatkan dan melatih peserta didik dalam membaca maupun memahami huruf orang tua dan guru harus mempunyai strategi atau media-media tertentu agar anak tidak merasa bosan sehingga anak bisa dengan cepat mengingat serta mengenal huruf-huruf yang telah dipelajari baik bersama orang tua maupun dengan guru. Akan tetapi pada kenyataan dilapangan orang tua bahkan pendidik itu sendiri mengajarkan dan mengenalkan huruf kepada anak selalu menggunakan metode lama seperti anak diminta untuk menulis di buku petak tanpa menggunakan media untuk menunjang pemahaman anak. Adapun media atau alat peraga yang dapat digunakan untuk menunjang pengenalan huruf pada anak yaitu kartu kata, papan flannel, kartu huruf, tebak kata atau huruf, gelas huruf dan masih banyak lagi. Media yang digunakan untuk anak pun tidak perlu menggunakan media atau alat-alat permainan yang mahal, kita sebagai guru, orang dewasa ataupun guru bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita.

Seperti contoh kartu kata dan di lengkapi dengan gelas bekas air mineral. Bahan untuk membuat nya yaitu kertas tidak terpakai atau karton (bisa diganti dengan kardus bekas jika tidak ingin di laminating), gunting, lem, plastik laminating, mesin laminating, spidol hitam (boleh spidol warna warni),gelas bekas air mineral, cat air warna warni dan kuas.

Cara Membuat :

  • Bekas gelas air mineral di beri cat warna warni lalu di keringkan,
  • Setelah gelas kering lalu tuliskan huruf abjad,
  • Kertas bekas di potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan,
  • Tuliskan kata-kata sesuai keinginan (saya sesuai tema),
  • Masukkan beberapa kartu kata ke dalam plastik laminating,
  • Laminating kartu kata,
  • Potong kartu kata menggunakan gunting.

Cara penggunaan :

  • Orang tua atau guru menyiapkan beberapa kartu kata sesuai tema dan menyiapkan gelas mineral yang sudah di tulis dengan huruf A-Z,
  • Orang tua atau guru mencontohkan dengan mengambil satu kartu kata,
  • Orang tua atau guru mencari gelas air mineral dengan huruf yang sama pada kartu kata lalu menyusun nya,
  • Orang tua atau guru menyebutkan satu satu huruf yang ada pada kartu kata atau pada gelas air mineral,
  • Orang tua atau guru meminta anak satu persatu untuk melakukannya juga.

Dari penggunaan media ini mempunyai tujuan untuk membantu perkembangan bahasa anak, membantu anak untuk mengenal huruf abjad dari A-Z dengan cara yang menyenangkan. Dengan penggunaan media yang seperti ini anak tidak akan merasa terbebani dengan pembelajaran yang diberikan oleh orang tua atau gur, bahkan dengan media yang seperti ini anak lebih antusias untuk bermain.

Semoga bermanfaat J

Penulis Ayinorlianti, S.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun