Mohon tunggu...
Aye Sudarto
Aye Sudarto Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja soaial, Pengajar

Magister Ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kota Metro Siap Implementasi SDGs

30 November 2018   04:52 Diperbarui: 30 November 2018   05:14 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pemerintah Kota Metro telah menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs).

 "Keberhasilan dalam proses mewujudkannya tidak mungkin terjadi tanpa kontribusi seluruh pihak," ujar Rahmat Kepala disnakertrans Kota metro, Menyongsong SDGs" di ruang aula Disnaker Trans  Rabu (28/11). Sosialisasi  ini digelar atas kerja sama dengan Lampung membangun (Lambang) sebagai anggota Jaringan LSM Penanggulangan pekerja Anak (Jarak Jakarta)

Kadisnakertrans mengatakan, salah satu tantangan pelaksanaan TPB di daerah adalah adanya kerja-kerja sektoral. Beberapa kota dan kabupaten, atau bahkan dalam satu wilayah, anta perangkat daerah lebih fokus menjalankan tugas fungsinya masing-masing. Sangat sulit untuk dapat menjalankan sinergi satu sama lain.

Melalui SDGs ini,  mendorong para perangkat daerah dapat mengintegrasikan ke dalam bidang kerjanya. Sebanyak 17 capaian dan 169 indikator yang terkandung dalam SDGs memiliki keterkaitan satu sama lain.

"Kita sadari masing-masing punya indikator kinerja khas di tugasnya masing-masing, maka kita sering fokus pada tugas sendiri dan mengesampingkan dinas lain. Dengan berpegang pada SDGs, mudah-mudahan kita selalu diingatkan bahwa antar satu dengan yang lain pasti terkait".

Komitmen ini dilakukan guna menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian SDGs. Salah satu bunyi Perpres itu menyebut pemerintah daerah turut bersama mencapai SDGs dengan agenda pelaksanaan hingga 2030 mendatang.

"Keberhasilan kita membangun 17 gol dan 169 indikator SDGs merupakan performa bangsa yang berdaulat,"

Dalam konteks anak yang membutuhkan perlindungan khusus (children ini need special protection), salah isu yang mendapatkan perhatian dalam SDGs adalah pekerja anak (PA) dan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak (BPTA). 

Dalam tujuan ke 8 terdapat target : "Take immediate and effective measures to eradicate forced labour, end modern slavery and human trafficking and secure the prohibition and elimination of the worst forms of child labour, including recruitment and use of child soldiers, and by 2025 end child labour in all its forms". Hal ini menjadi tantangan nasional, bahwa isu pekerja anak masih menjadi perhatian global yang memiliki tantangan terkait pencegahan maupun pelarangan dan tindakan segera penghapusan BPTA.

Komitmen global memandatkan bahwa pekerja anak merupakan isu yang harus ditanggulangi secara menyeluruh dan berkesinambungan. Komitmen ini dinyatakan dalam bentuk cita-cita bersama dengan slogan, "Masa Depan Bebas Pekerja Anak" (Future Without Child Labor) dan ini merupakan upaya global untuk mengakhiri pekerja anak. 

Gerakan global ini dibangun sebagai respons terhadap realitas pekerja anak di dunia yang masih memprihatinkan. Gerakan ini terus menerus diakselerasikan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan diwujudkan dalam Peta Jalan Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) tahun 2016. Komitmen ini juga diselaraskan dengan agena global tentang "Sustainable Development Goals 2015 - 2030".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun