Mohon tunggu...
Ayesha Hutagalung
Ayesha Hutagalung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1

Membaca Novel/Feminim/Memasak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Moneter dalam Masalah Menaikkan dan Menurunkan Tingkat Suku Bunga di Era Globalisasi

30 November 2022   20:01 Diperbarui: 1 Desember 2022   18:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar pada pasar modalnya. Sebab, pasar modal memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi negara,Perkembangan perekonomian suatu negara membutuhkan peran aktif lembaga pasar modal. Lembaga pasar modal merupakan sarana pengalokasian sumber daya ekonomi secara optimal dengan menarik minat investor sebagai pemodal dan peminjam sebagai pemodal. Fakta bahwa modal pasar merupakan indikator kesehatan ekonomi suatu negara menunjukkan betapa  pentingnya kondisi pasar modal di suatu Negara.

Bunga atau tingkat pengembalian adalah tingkat pengembalian atas serangkaian investasi sebagai bentuk ketidakseimbangan yang diberikan kepada investor. Tingkat bunga tergantung pada kemampuan peminjam untuk membayar kembali krediturnya. Suku bunga dapat menjadi salah satu pedoman bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal.

Sebagai bentuk investasi alternatif, pasar modal menawarkan return (hasil) dengan sejumlah risiko tertentu. Dengan membandingkan imbal hasil pasar modal dan tingkat risiko terhadap suku bunga yang ditawarkan oleh sektor keuangan, investor dapat menentukan bentuk investasi mana yang dapat menghasilkan imbal hasil terbaik. 

Suku bunga sektor keuangan yang biasa digunakan sebagai pedoman bagi investor disebut juga suku bunga bebas risiko yang meliputi suku bunga bank sentral dan suku bunga deposito. Di Indonesia, suku bunga bank sentral dinyatakan dalam Sertifikat Bank Indonesia atau SBI.

Inflasi Secara umum, kecenderungan harga komoditas meningkat dan terjadi secara terus menerus. Kenaikan harga satu atau lebih barang. Kita tidak bisa mengatakan bahwa ada inflasi. Selain itu, kenaikan sementara harga komoditas jangan dianggap inflasi. 

Kenaikan harga barang di satu pihak berarti penurunan nilai uang di pihak lain.Inflasi ini terjadi karena di satu sisi permintaan agregat tinggi dan di sisi lain kondisi produksi mencapai kesempatan kerja penuh. Artinya, menurut hukum permintaan, saat permintaan tinggi dan penawaran stabil. Konstan, harga naik. 

Dan jika ini terus berlanjut akan menyebabkan inflasi permanen, sehingga kita perlu menambah pekerja baru,Bisnis selalu menaikkan harga dan pekerja selalu menuntut upah yang lebih tinggi ketika ada perkiraan inflasi di masa depan. Hasil dari tindakan ini ditunjukkan oleh pergeseran kurva penawaran horizontal ke atas. Bunga bank diartikan sebagai imbalan. Disediakan oleh bank untuk pelanggan yang membeli atau menjual barang.

Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah (termasuk simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (jika nasabah memperoleh jalur kredit). Bunga bank dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga simpanan adalah apa yang dibayarkan bank kepada nasabahnya atas jasa mereka dalam menyimpan uang di bank. 

Pinjaman bunga adalah pembayaran untuk layanan yang diberikan bank atas pinjaman untuk pinjaman yang diterimanya. Bank biasanya menggunakan sistem suku bunga saat meminjamkan. Artinya tingkat bunga menggunakan sistem flat dan bersifat tetap selama jangka waktu pinjaman menggunakan tingkat suku bunga mengambang efektif, atau sistem suku bunga efektif, dan suku bunga dapat berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar finansial.

Bahwa inflasi disebabkan oleh kenaikan harga dibuktikan dengan kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Grup, perumahan, penerbangan, listrik dan bahan bakar domestik naik 0,16%. Kelompok Appliances, Appliances and Home Routine Maintenance naik 0,35%. Kelompok kesehatan 0,57 persen. 8,88% kelompok transportasi. 

Kelompok rekreasi, olah raga dan budaya 0,31 persen. Kelompok pendidikan 0,21 persen. Kelompok pemasok makanan dan minuman/restoran naik 0,57%. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turun 0,28%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mencatatkan penurunan indeks adalah kelompok makanan, Minuman dan Tembakau yang turun 0,30%, dan Kelompok Informasi, Telekomunikasi, dan Keuangan.

:)Ayesha Yosephin Damayanti Hutagalung

*Universitas Palangkaraya 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun